Terima kasih tahun 2018!
Kalau boleh jujur, Januari 2018 sebenarnya terasa begitu jauh dan anehnya disaat bersamaan juga terasa begitu dekat. Beberapa rencana dapat direalisasikan dan melampaui ekspektasi tahun ini. Beberapa rencana lain sepertinya butuh waktu lebih lagi sebelum akhirnya bisa terwujud. Dalam entri kali ini, aku akan menguraikan pengalaman membacaku di tahun 2018 yang sudah akan tutup buku (pun totally intended).
Tahun 2017 adalah tahun pertama ketika aku benar-benar melampaui target bacaanku dalam tantangan baca (reading challenge) di Goodreads. Pada tahun yang sama, aku juga mulai “serius” dalam merekam perjalanan membacaku baik lewat pembaharuan konstan di Goodreads atau lewat ulasan bebasku di blog ini. Aku memang mengalami semacam epiphany pada paruh akhir tahun 2016 dan beberapa bulan awal di 2017. Meskipun sudah suka membaca sejak lama, aku baru sadar bahwa selama ini aku tidak mendokumentasikan bacaanku dengan baik. Pada akhirnya, karena juga tidak punya target bacaan setiap tahun, aku hanya “benar-benar” membaca ketika aku ingat saja.
Tidak ada yang salah memang dengan hal ini. Setiap orang membaca untuk kesenangan diri sendiri bagaimanapun juga. Tapi, aku merasa sedih saja ketika sadar bahwa aku pernah melalui satu tahun penuh tanpa membaca bacaan yang penting dan berarti (setidaknya untukku secara pribadi). Epiphany ini aku rasa juga dipicu oleh keputusanku bergabung di komunitas bookstagram. Setelah menyadari betapa banyaknya buku bagus yang aku lewatkan selama beberapa tahun terakhir, aku akhirnya bertekad untuk menargetkan jumlah bacaan minimalku setiap tahunnya. Kalau kata orang sih;
So many (good) books, so little time.
Semua pun dimulai dari target membaca 40 buku pada tahun 2017.
Ketika berhasil membaca 42 buku dari target 40 buku di tahun 2017, aku kembali menerapkan pendekataan ini untuk Tantangan Baca Goodreads tahun 2018. Namun, kali ini aku memutuskan untuk menaikkan target bacaanku menjadi 50 buku. Harapannya, semoga dengan kenaikan konstan 10 buku pertahun ini aku mampu membaca 100 buku dalam satu tahun di masa yang akan datang. Siapa sih yang menginspirasi keinginanku ini? Selain beberapa orang pembaca yang jumlah bacaan pertahunnya sudah tidak manusia lagi bagi standarku, kata-kata dari Stephen King (Sang penulis horror profilik Amerika itu) juga mempengaruhi keinginanku ini. Dalam memoir “On Writing“, Stephen King yang mencap dirinya sebagai tipe pembaca lambat (slow reader) berujar bahwa setiap tahunnya Beliau minimal menyelesaikan 70-80 buku. As a slow reader myself, he is a role model everyone.
So, how is it goes? Tanpaku duga, ternyata target bacaan 50 buku sudah dapat aku penuhi di bulan November 2018. Sampai hari terakhir tahun 2018, aku sudah berhasil menamatkan 57 buku. Ini 12 buku lebih banyak dari tahun 2017. Aku terus terang lumayan puas dengan pencapaian ini. Goodreads sendiri sudah merekam perjalanan membacaku di tahun 2018 dalam infografik menarik ini. Kesimpulannya, Goodreads Reading Challenge 2018 untukku berakhir dengan cukup sukses. Aku akan menargetkan 60 buku untuk Goodreads Reading Challenge 2019.
Di sisi lain, aku boleh dibilang “gagal” menyelesaikan tantangan baca lain. Aku memang tidak hanya mengikuti GRC 2018 saja di tahun ini. Di awal tahun, aku sempat berusaha berpartisipasi dalam tantangan baca tahunan yang diadakan oleh situs POPSUGAR. Dalam tantangan yang satu ini pembaca akan “ditantang” untuk membaca berbagai buku yang memenuhi kriteria dari prompts yang sudah dirilis POPSUGAR pada tahun itu. Di Goodreads sendiri sudah ada sebuah grup besar berisi pembaca aktif yang berpartisipasi dalam tantangan baca ini.
Berdasarkan hasil pengamatanku, ikut serta dalam POPSUGAR Reading Challenge memang memiliki beberapa keuntungan. Selain membuat bacaan kita menjadi lebih bervariasi dan beragam, tantangan baca ala POPSUGAR ini juga dapat menjadi kesempatan emas untuk pembaca yang ingin membabat rak buku TBR-nya (to-be-read) yang sudah terlanjur menggunung. Komunitas aktif di POPSUGAR juga membuat kita aware akan berbagai bacaan bagus yang under-radar di luar sana.
Sayang sekali, aku tidak berhasil menyelesaikan Tantangan Baca POPSUGAR 2018. Aku pikir andil besar dari kegagalan ini adalah fakta bahwa aku tidak cermat dalam melihat prompts dan buku apa kira-kira cocok dengan prompts bersangkutan. Ketika memutuskan untuk ikut dalam POPSUGAR Reading Challenge Tahun 2019, aku langsung mendata buku-buku apa saja yang cocok dengan prompts yang ada. Wish me luck on this!
Berikut adalah prompts untuk POPSUGAR 2019 Reading Challenge;
Bagaimana? Berminat untuk ikut dalam tantangan baca ini?
Untuk teman-teman yang mencari alternatif tantangan baca lain, komunitas bookstagram di Instagram juga menawarkan beragam tantangan baca menarik. Berikut adalah daftar beberapa tantangan baca yang sedang (dan ingin) aku ikuti di tahun 2019;
- Meskipun secara teknis bukan merupakan “reading challenge“, komunitas Gerakan One Week, One Book di Instagram mengajak anggotanya untuk rutin membaca satu buku setiap minggunya. Hampir sebelas dua belas dengan tantangan baca bukan? Di sini konsistensi anggota dalam membaca memang dituntut. Komunitas ini cocok untuk pembaca yang mencoba untuk konsistensi dalam membaca buku setiap harinya.
- @books.bmmd di Instagram baru-baru ini mengajak komunitas pembaca untuk berpartisipasi dalam tantangan baca #MembacaIndonesia. Untuk mengetahui detailnya, silakan cek postingan di bawah ini;
- Kabar baik untuk penggemar novel thriller/misteri (terutama
penggemar penulis Agatha Christie), @enthalphybooks di Instagram sudah
memulai proyek #OneAgathaChristieBookEveryMonth sejak tahun lalu.
Memasuki tahun 2, silakan cek postingan di bawah ini untuk melihat
daftar buku Agatha Christie yang akan dibaca setiap bulannya di tahun
2019 ini. Siapa tahu kamu tertarik untuk ikut berpartisipasi;
Dari 5 tantangan baca yang aku
bahas dalam entri ini, beberapa memang lebih bersifat umum daripada yang lain. Goodreads Reading Challenge aku rasa adalah
tantangan baca yang paling cocok untuk pembaca yang baru pertama kali
berpartisipasi dalam reading challenge. Kenapa? Karena dalam tantangan baca ini pembaca dapat leluasa memutuskan sendiri target bacaannya. GRC itu ibarat sarana untuk “membiasakan” diri. Pembaca tidak akan merasa “terbebani” harus membaca buku dalam jumlah tertentu. Kalau sudah berhasil menyelesaikan tantangan baca ini, tidak ada salahnya mencoba tantangan baca lain yang lebih “menantang”.
bahas dalam entri ini, beberapa memang lebih bersifat umum daripada yang lain. Goodreads Reading Challenge aku rasa adalah
tantangan baca yang paling cocok untuk pembaca yang baru pertama kali
berpartisipasi dalam reading challenge. Kenapa? Karena dalam tantangan baca ini pembaca dapat leluasa memutuskan sendiri target bacaannya. GRC itu ibarat sarana untuk “membiasakan” diri. Pembaca tidak akan merasa “terbebani” harus membaca buku dalam jumlah tertentu. Kalau sudah berhasil menyelesaikan tantangan baca ini, tidak ada salahnya mencoba tantangan baca lain yang lebih “menantang”.
POPSUGAR Reading Challenge sendiri adalah pilihan tepat untuk pembaca yang bosan dengan bacaan dengan tema itu-itu saja. Tantangan baca ini ditujukan untuk pembaca yang ingin mengekplorasi beragam genre bacaan lain. Kamu juga dapat bergaul di dalam komunitas pembaca global ketika berpartisipasi dalam tantangan baca yang satu ini.
Bagi pembaca yang ingin menanamkan konsistensi membaca buku dalam diri, Gerakan One Week One Book adalah komunitas yang kamu cari. Tantangan baca yang lebih “spesifik/khusus” seperti #MembacaIndonesia dan #OneAgathaChristieBookEveryMonth juga patut untuk dipertimbangkan kalau kamu ingin menantang diri dan membaca sesuatu yang “beda” di tahun 2019.
Apa teman-teman sekalian pernah berpartisipasi dalam tantangan baca anti-mainstream?
Don’t be shy and leave some comment everyone. I’m curious to hear what you guys think!
Terima kasih & selamat jalan 2018!
Semoga 2019 menjadi tahun yang dipenuhi dengan lebih banyak bacaan menarik lagi.