59/64 – Can’t believe I’m actually on-time with my reading progress
November adalah bulan untuk audiobook dan buku nonfiksi. Aku membaca ulang buku favorit dan membaca tiga buku dari seorang penulis yang karyanya muncul di radarku baru-baru ini. Meskipun sempat membuat TBR (daftar bacaan) wajib, pada akhirnya bulan ini menjadi begitu menyenangkan karena aku sepenuhnya mengandalkan mood dalam memilih bacaan.
Statistik Menunjukkan…
Aku berhasil menamatkan empat buku pada bulan November 2020. Tiga buku merupakan buku nonfiksi dan satu buku adalah buku fiksi. Secara teknis aku membaca lima buku bulan ini. Aku memutuskan untuk tidak membahas buku kelima dalam kiriman ini karena buku bersangkutan belum ada di situs katalog buku, tidak terbit secara konvensional (penulis bukunya berbaik hati mengirimkan buku ini padaku untuk diulas) & dan sudah aku bicarakan dalam kiriman di Instagram ini.
Attention span-ku masih terbilang singkat. Ini bisa lihat dari kecenderunganku untuk membaca buku yang <300 halaman dan memiliki pace cepat/medium dalam grafik di atas. Aku memang cepat bosan dan teralihkan perhatiannya ketika membaca buku ber-pace lambat beberapa bulan terakhir. Memiliki attention span minim sepertinya adalah fakta kehidupan di 2020. Aku juga mulai menggemari audiobook karena mendengar celoteh narator yang bisa dipercepat sampai 1,5 kali membuatku lebih fokus pada narasi yang ditawarkan sebuah buku.
Kenyataan bahwa empat buku yang aku tamatkan bulan ini adalah audiobook juga merupakan pencapaian tersendiri. Ketika mulai rutin mendengarkan audiobook beberapa bulan lalu, aku adalah pembaca lambat. Boleh jadi karena belum terbiasa dengan format ini. Satu audiobook bahkan bisa aku dengarkan selama dua minggu hingga satu bulan. Setelah mulai terbiasa, ternyata empat audiobook dalam satu bulan sangat memungkinkan untuk dicapai.
Nonfiksi sendiri mendominasi berkat maraton bacaan dadakan yang aku lakukan di awal bulan. Setelah menyelesaikan buku Caitlin Doughty yang kanal Youtube-nya baru aku kenal kurang lebih satu bulan, aku memutuskan membaca dua buku lain karyanya. Bless Scribd for having the entire Caitlin Doughty’s books in their library. Buku tentang tradisi penyelenggaraan jenazah di berbagai budaya memang tidak terdengar sebagai bacaan ideal di bulan kelahiranmu. But, hey, it’s works! Seiring dengan pertambahan usia, kita semakin dekat dengan kematian bagaimanapun juga. Why shy away from it, right?
Kalau dilihat dari rata-rata rating (4.31), November 2020 memang merupakan bulan bacaan yang memuaskan.
Daftar Bacaan
- Mockingjay – Suzanne Collins (an old favorite, 10/10, would definitely read again)
Setelah prequel The Hunger Games sampai di tangan, aku memutuskan untuk membaca ulang trilogi ini untuk ketiga kalinya. Sekarang, aku berkesempatan membaca kisah Katniss langsung dari bahasa Inggris. Aku juga mencoba peruntungan dengan mendengarkan audiobook special edition trilogi ini yang dibacakan oleh Tatiana Maslany (tersedia di Scribd). Boy oh boy, the audiobook is top-tier. Tidak berlebihan kalau aku berkata bahwa audiobook ini adalah audiobook terfavoritku sejauh ini. Sebagai narator, Tatiana Maslany benar-benar menghidupkan cerita Katniss & memperkaya pengalaman membaca kita.
- From Here to Eternity – Caitlin Doughty (November favorite read, bring back great memories of reading travel literature)
Catatan perjalanan ini adalah bacaan yang paling membekas di bulan November. From Here to Eternity merupakan kumpulan tulisan Caitlin Doughty tentang perjalanannya ke delapan tempat berbeda di dunia yang menerapkan death ritual (tradisi kematian) tersendiri. Tidak hanya informatif karena membawa pembaca mengenal tradisi berbagai budaya, buku ini juga ditulis dengan luwes, penuh hormat, dan sarat akan humor serta kontemplasi. It’s a great, quick, and fascinating nonfiction read. Audiobook buku ini sebenarnya oke, tapi aku sarankan untuk membaca buku fisiknya supaya bisa menikmati ilustrasi ciamik yang ada dalam setiap bab buku.
Pro-tip: sebelum membaca buku-buku Caitlin Doughty, biasakan membaca trigger warning terlebih dahulu. Kalau mudah geli/jijik, proceed with caution karena deskripsi tentang kematian (seperti proses pembusukan yang terjadi pada jenazah) dipaparkan dengan detail dan eksplisit dalam buku-bukunya.
Ulasan lengkapku tentang From Here to Eternity bisa dibaca dalam kiriman bulan Desember ini: [10/12/20] Tentang From Here to Eternity karya Caitlin Doughty.
- Will My Cat Eats My Eyeballs? – Caitlin Doughty (death education but make it fun!)
Dalam buku singkat dan bisa dibaca cepat ini, Caitlin Doughty menjawab 34 pertanyaan dari anak-anak tentang topik seputar kematian. Beberapa pertanyaan memang pernah terlintas di benakku. Tapi, ada banyak pertanyaan menarik lain yang tidak pernah aku pertimbangkan. Kids truly ask things that matter. Meskipun ditulis sebagai jawaban untuk pertanyaan anak-anak, Doughty tidak segan untuk memberi deskripsi blak-blakan dalam jawabannya. Aku sangat mengapresiasi keterbukaannya dalam topik ini.
Sebagai seseorang yang menyukai pelajaran biologi, aku juga menemukan banyak fakta sains menarik tentang tubuh manusia pasca kematian. Aku akan merekomendasikan Will My Cat Eat My Eyeballs untuk pembaca yang mencari bacaan informatif tentang topik yang belum dibicarakan secara terbuka.
- Smoke Gets in Your Eyes: And Other Lessons from the Crematory – Caitlin Doughty (finally found another favorite memoir!)
Aku menutup maraton baca buku Caitlin Doughty dengan buku debutnya di tahun 2014, Smoke Gets in Your Eyes. Buku ini adalah memoar tentang tahun-tahun awal Doughty yang baru terjun ke industri pemakaman (funeral industry) Amerika Serikat. Kita akan membaca suka-duka Doughty dalam pekerjaan pertamanya di industri sebagai crematory operator, keputusannya untuk menuntut ilmu di mortuary school, pengalamannya setelah lulus & bekerja sebagai funeral driver, sampai akhirnya menjadi mortician dan advokat untuk death positivity saat ini.
Mengikuti pola memoar favoritku terdahulu seperti This Is Going To Hurt & Dear Girls, Smoke Gets in Your Eyes benar-benar mengaduk perasaan kita sebagai pembaca. Kita akan dibuat tertawa, tersenyum, dan miris sepanjang buku. Aku akan merekomendasikan buku ini kalau kamu sedang mencari memoar yang enak dibaca & membahas topik tidak biasa. Kalau penasaran tentang industri pemakaman Amerika Serikat dari sudut pandang orang dalam, Smoke Gets in Your Eyes juga merupakan bacaan yang tepat.
Bagaimana denganmu? Menemukan bacaan favorit baru bulan November ini?
Grafik dalam kiriman ini dibuat oleh The Storygraph, situs yang merekomendasikan bacaan sesuai mood/minatmu & tempatku melacak bacaan saat ini.
Waaah Mba, gimana pengalaman baca dengan audiobook? Sama kayak kalo dengerin orang baca biasa doang ga? Aku penasaran pengen coba tapi kalo yang pembacaannya datar malah ngantuk kayaknya ya.. Apakah kalo di audiobook lebih seru? Aku pernah coba dengerin di spotify yang Harry Potter kalo ga salah yang Daniel Radcliffe yang bacain tapi aku malah bingung sendiri hahaha
Storygraph ya.. Sounds interesting. Aku belum pernah meluncur ke situ. Btw, dari listmu ada banyak yang belum aku baca. Jadi nambah rekomendasi bacaan juga.
Semangat selalu yaaa kak
seperti biasanya, bacaan mba Farah selalu menarik dan membuka wawasan lain mengenai buku. aku sendiri belum pernah mencoba mendengarkan buku melalui audibook, apakah setiap narasi akan dibacakan langsung oleh tokoh yang ada di bukunya mba? menarik untuk dicoba :))
Hi, Tika. Mendengar audiobook memang bisa agak canggung kalau belum terbiasa. Setelah familiar, mendengar audiobook itu hampir mirip dengan mendengarkan dongeng sebelum tidur atau podcast menurutku 😀 Untuk pemula sebaiknya memang mulai dari audiobook singkat dulu (45 menit – 1 jam). Hal penting lain yang sebaiknya dipertimbangkan itu narator audiobook-nya. Kalau naratornya asyik dan lihai, sebagai pembaca kita juga akan betah dan semangat kok mendengar audiobook-nya. Narator audiobook Mockingjay yang aku tulis di kiriman ini adalah tipe-tipe narator yang enak untuk didengarkan ini ^^ Supaya tidak bosan juga bisa coba audiobook yang narator-nya lebih dari satu.
Farah memang sudah pindah ke The Storygraph untuk melacak bacaan, Kak Ipeh. Goodreads masih ada sih tapi jarang dibuka hehe. Selain statistik detail, Farah suka sistem di The Storygraph yang menyematkan beberapa moods yang sesuai ke setiap buku di katalog mereka. Sebagai pembaca moody ini sangat membantu. Membuka aplikasinya juga tenang karena tidak terasa seperti buka medsos yang ramai 😀
Thank you karena rutin mampir, Kak Ipeh 😀
Hi Reka! Tergantung buku bersangkutan sebenarnya 😀 Ada audiobook yang narator-nya cuma satu, ada audiobook yang narator-nya >1 (full-cast). Banyak yang suka audiobook full-cast karena seru & ramai.
Menurutku audiobook bisa jadi alternatif menarik yang patut dipertimbangkan, apalagi untuk pembaca yang kadang terlampau capek untuk baca buku fisik/e-book. Kalau memanfaatkan audiobook, dia secara bersamaan bisa membaca & didongengkan, bukan 😀