“Gincu ini merah, Sayang, dan itu hanya untuk suamiku.”- Gincu Ini Merah, Sayang, Eka Kurniawan
“Kalian orang-orang tolol yang percaya kepada mimpi.”
Mimpi itu memberitahunya bahwa ia akan memperoleh seorang kekasih. Dalam mimpinya, si kekasih tinggal di kota kecil bernama Pangandaran. Setiap sore, lelaki yang akan menjadi kekasihnya sering berlari di sepanjang pantai ditemani seekor anjing kampung. Ia bisa melihat dadanya yang telanjang, gelap dan basah oleh keringat, berkilauan memantulkan cahaya matahari. Setiap kali ia terbangun dari mimpi itu, ia selalu tersenyum. Jelas ia sudah jatuh cinta kepada lelaki itu.
Menurut Farah Tentang Buku Ini
“Cerita pendek menyediakan ruang sempit untuk ledakan yang dahsyat.”
Sama seperti dalam buku kumpulan cerpennya Corat-Coret di Toilet, dalam kumpulan cerpen Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi kita dapat melihat sisi yang lebih “kalem” dari seorang Eka Kurniawan tanpa kehilangan ciri khas kepenulisan yang dimilikinya. Ada 15 cerita dalam buku kumpulan cerpen ini. Tema cerita yang ditawarkan pun sangat bervariasi. Mulai dari cerita yang terbilang “romantis” hingga cerita yang berbau sindiran dan kritik sosial. Walaupun dalam hal ini, sindiran dan kritik sosial yang disampaikan oleh Eka tidak segamblang penuturannya di dalam buku kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet. Kalau dilihat dari garis besarnya, cerita-cerita dalam buku ini memang dipenuhi dengan ironi.
Tidak hanya penuh dengan ironi, Eka Kurniawan juga menyelipkan humor-humor cerdasnya dalam beberapa bagian di buku kumpulan cerpen ini (baca cerpen “Penafsir Kebahagiaan”!). Dari 15 cerpen yang ada, 3 cerpen terasa sangat membekas bagiku dan langsung menjadi cerpen favoritku dari buku ini. Cerpen-cerpen itu adalah;
- “Gincu Ini Merah, Sayang”: cerita sedih dan miris tentang hubungan seorang wanita (mantan) PSK dan laki-laki langganannya. Ini tipe cerpen yang — kalau menggunakan bahasa masa kini — akan membuat baper. Lewat cerpen ini kita akan menyadari bagaimana pentingnya komunikasi yang baik itu. Bisa dibilang aku sudah menyodorkan cerpen ini kemana-mana untuk dibaca karena aku tidak ingin baper sendirian setelah membacanya.
- “Membuat Senang Seekor Gajah”: cerita sarat ironi ini mengisahkan tentang bagaimana dua anak kecil, laki-laki dan perempuan, berusaha memasukkan seekor gajah ke dalam kulkas. Sebuah cerita yang penuh dengan pesan tersirat.
- “Cerita Batu”: lagi-lagi cerita penuh ironi dan pesan tersirat. Lewat sudut pandang sebuah batu, kita akan dibawa berkelana dalam perjalanan panjang penuh penantian batu tersebut untuk membalaskan dendam yang dimilikinya. Yang ternyata… Tidak pernah ada habisnya.
Rating