[23/01/19] Tentang The Big Four Karya Agatha Christie

https://www.instagram.com/p/Bs78zKDBZ9e/
“You surprise me, Hastings. Do you not know that all celebrated
detectives have brothers who would be even more celebrated than they are
were it not for constitutional indolence?”
(I snort so hard while reading this, Poirot is such a funny character)


Informasi
Buku

Judul: Empat Besar

Judul Asli: The Big Four
Penulis: Agatha Christie

Penerjemah: Ny. Suwarni A.S.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9796860155
Tahun publikasi: 2002
(Pertama kali diterbitkan tahun 1927 dalam Bahasa Inggris)
Cetakan: Ketujuh
(September 2002)
Jumlah halaman: 272 halaman
Temukan
buku ini di 
Goodreads



Blurb

Di dalam gudang bawah
tanah di East End itu, aku yakin inilah saat-saatku yang terakhir.
Kusiapkan diriku menghadapi shock derasnya arus air yang hitam itu. Aku
terkejut ketika mendengar tawa bernada rendah. “Anda seorang pemberani”,
kata laki-laki di sofa itu. “Kami orang Timur menghargai keberanian.
Anda telah berani menghadapi kematian Anda sendiri. Dapatkah pula Anda
menghadapi kematian orang lain?” Dahiku bersimbah peluh. “Pena sudah
siap”, kata laki-laki itu dengan tersenyum. “Anda tinggal menulis. Kalau
tidak…” “Kalau tidak, wanita yang Anda cintai akan mati… mati
perlahan-lahan. Dalam waktu senggangnya, majikan kami suka menghibur
diri dengan membuat alat-alat dan menciptakan cara-cara penyiksaan…”

Menurut Farah Tentang Buku Ini

Jauh sebelum mengenal duo Sherlock&Watson sebagai tokoh ikonik dalam cerita detektif, aku sudah terlebih dahulu bersinggungan dengan duo Hercule Poirot dan Kapten Hastings. Sekitar tahun 2009/2010, aku memang berada dalam fase ketika cerita detektif menjadi bacaan primadonaku. Aku sudah melahap berbagai buku Agatha Christie kala itu. Padahal, kalau ditanya lagi sekarang aku boleh dibilang lupa total dengan berbagai hal yang aku baca satu dekade lalu itu. Akan tetapi, ada dua hal yang aku ingat secara pasti: 
(1) Buku pertama Agatha Christie yang pernah aku baca bertajuk The Body In The Library.
(2) The Big Four adalah buku Agatha Christie terfavoritku (and the funny things is I don’t remember why…)

Terima kasih pada seruan membaca #OneAgathaChristieBookEveryMonth, aku akhirnya bisa mengingat kembali alasan menyukai buku ini hampir satu dekade yang lalu. The Big Four memang berbeda dari novel Hercule Poirot kebanyakan. Alih-alih fokus pada satu kasus kejahatan saja di sepanjang novel, dalam buku 272 halaman ini pembaca akan menemani Poirot memecahkan berbagai kasus kejahatan yang awalnya seperti tidak berkaitan satu sama lain. Perbedaan dalam hal struktur cerita menurut laman Wikipedia terjadi karena The Big Four merupakan pengembangan dari 12 cerpen Agatha Christie yang sudah pernah dipublikasikan secara terpisah. Dalam novel The Big Four, angka 4 entah kenapa menjadi begitu menonjol pada rangkaian kejahatan yang muncul di dalam ceritanya. Pada akhirnya, rangkaian kasus ini menemukan benang merah yang sama. Mereka terkait dengan organisasi misterius yang dikenal sebagai The Big Four.


The Big Four adalah jenis buku page-turner yang bisa dibaca dengan cepat. Di sepanjang cerita kita akan melihat bagaimana Poirot bermain kucing-kucingan dengan organisasi kriminal internasional ini sembari menebak-nebak identitas 4 orang besar dibaliknya. Kalau mengingat diriku satu dekade lalu yang minim pengalaman dalam membaca buku thriller atau misteri, tidak mengherankan memang kalau aku terkagum-kagum sekali dengan buku penuh twist mengejutkan ini. Ketika membaca ulang buku ini sekarang, beberapa twist terasa agak mainstream dan tidak semengejutkan itu. Akan tetapi, The Big Four tetap saja merupakan bacaan menarik. Aku ikut terhanyut ketika berusaha menebak-nebak identitas Number 4, yang berulangkali bersinggungan dengan Poirot & Hastings dalam berbagai kasus mereka. 


Mungkin alasan lain dibalik kecintaanku pada buku ini adalah karena narasi mengalir yang dituliskan oleh Kapten Hastings. Dari dulu aku memang menyimpan soft-spot untuk narator yang piawai menyampaikan cerita. Sama seperti bagaimana Dokter Watson dengan lihainya menuliskan petualangannya dengan Sherlock Holmes, aku juga sangat menikmati narasi yang disampaikan Kapten Hastings ketika dia menyelesaikan kasus bersama Poirot. A powerful duo to be honest.

Setelah di sepanjang cerita dipenuhi twist over-the-top, aku tidak akan heran apabila ada yang berpendapat bahwa penutup novel ini terasa agak underwhelming. Tapi, kalau mempertimbangkan bagaimana novel ini ditulis di tahun 1920-an, The Big Four is still a pretty fun read.

Rating
3,5/5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *