[30/09/17] Tentang Yang Bertahan dan Binasa Perlahan Karya Okky Madasari

“Ini adalah serangkaian kisah tentang pertarungan dan daya tahan manusia. Ada yang melawan dan bertahan, ada yang lari dan menyembunyikan diri, ada yang tak punya pilihan selain binasa perlahan.”

Informasi Buku

Judul: Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
ISBN: 9786020361215
Tahun publikasi: 2017
Jumlah halaman: 196 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan buku ini di Goodreads

Blurb

Ini adalah serangkaian kisah tentang pertarungan dan daya tahan manusia. Ada yang melawan dan bertahan, ada yang lari dan menyembunyikan diri, ada yang tak punya pilihan selain binasa perlahan.
Cerita-cerita dalam buku ini hanya satu upaya kecil untuk menghayati makna kita sebagai manusia.

Menurut Farah Tentang Buku Ini
Nuansa slice-of-life sangat kuat terasa dari buku kumpulan cerita pendek ini. Kisah-kisah yang Okky Madasari tuturkan sangat sederhana dan begitu realistis. Kita seolah memang menemukan kisah-kisah ini di sekitar kita. Dari berbagai kisah yang mungkin ada pun, tentu saja tidak semua kisah berakhir bahagia. Terkadang tidak ada pilihan lain dan sebuah kisah memang mesti berakhir menyedihkan.

Ada 19 cerita dalam buku 196 halaman ini. Yang Bertahan dan Binasa Perlahan merupakan kumpulam cerpen-cerpen yang ditulis Okky Madasari dalam kurun waktu 10 tahun (2007-2017). Kisah-kisah tentang kemunafikan, perjuangan, kebebasan, prasangka, dan kenyataan pahit hidup dapat kita temukan dalam buku ini. Satu atau dua cerpen dalam buku ini bahkan mengingatkanku kembali pada karya-karya lain dari Okky Madasari. 
Cerpen ‘Dua Lelaki’ mengingatkanku pada kisah dalam Maryam. Cerpen ‘Keumala’ sendiri sedikit banyaknnya mengingatkanku pada Pasung Jiwa. Okky Madasari sepertinya gemar membahas tentang konflik perbedaan budaya dan perihal kebebasan diri dalam karya-karyanya.

‘Partai Pengasih’ dan ‘Bahagia Bersyarat’ adalah cerpen favoritku dari buku ini. Kedua cerpen ini memiliki ending yang cukup mengejutkan. Ending dari cerpen ‘Partai Pengasih’ bisa dikatakan cukup jenaka, hawa-hawa satir sangat terasa dalam cerpen ini. Cerita dalam cerpen ‘Bahagia Bersyarat’ sendiri ditutup dengan bittersweet. Membaca cerpen ini membuat kita mempertanyakan lagi apa sebenarnya bahagia itu? Apakah bahagia itu terwujud ketika kita memenuhi ekspektasi orang lain? Atau mungkinkah terwujudnya bahagia itu sepenuhnya bergantung pada kita? Kebahagiaan macam apa yang akan kita pilih?

Aku bisa dibilang cukup menikmati karya-karya Okky Madasari sejauh ini. Yang Bertahan dan Binasa Perlahan adalah karya ketiga yang pernah aku baca dari Beliau selain Bound dan Maryam Bound sendiri sampai saat ini masih termasuk dalam jajaran buku favoritku. Aku sangat menyukai cara Beliau menyampaikan cerita dan gagasannya. Ada sebuah keunikan dalam pemilihan kata dalam tulisan-tulisannya. Sayang sekali, aku tidak terlalu merasakan impact yang aku rasakan ketika membaca dua buku Okky Madasari terdahulu. Pengalaman membaca buku kumpulan cerpen bisa dibilang cukup flat bagiku.

Mungkin ini disebabkan karena perbedaan format pengisahan ceritanya. Dalam dua buku terdahulu, cerita disampaikan dalam bentuk novel. Namun, dalam buku ini cerita dituturkan dalam bentuk cerita pendek. Tentu saja perbedaan sangat mungkin untuk terjadi. Cerpen dalam Yang Bertahan dan Binasa Perlahan memang disampaikan dengan begitu sederhana. Tidak hanya dari segi tema cerita saja, bahkan dari cara penyampaian cerita pun kita dapat merasakan kesederhanaannya. Sepertinya cara penyampaian cerita dalam buku kumcer ini tidak “seliar” cara penyampaian cerita Okky Madasari dalam novel-novelnya.

Terlepas dari semua itu, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan tetap merupakan bacaan yang menarik bagaimanapun juga.  

Rating
3/5    

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *