14/64 – We got a long way to go still…
Akhirnya kiriman Monthly Reading List (Daftar Bacaan Bulan) tayang kembali!
Tidak mengejutkan mungkin kalau 2020 bukanlah tahun terbaik dalam hal membaca sejauh ini. Aku melalui masa dry spell sepanjang Februari dan Maret. Anehnya, fenomena ini tidak memadamkan keinginanku untuk membaca. Alih-alih keinginan, yang dipengaruhi adalah apa yang ingin aku baca. Sepanjang dua bulan itu, aku membaca berbelas-belas fanfiction di situs AO3 yang kalau ditaksir, rata-rata panjangnya setara dengan satu novel. Kenapa? I don’t know. Apa aku terlalu lelah membangun komitmen dengan cerita baru sehingga melarikan diri ke cerita lama yang diolah dengan bumbu berbeda? Boleh jadi! It’s not the worst thing to happen in the world, of course.
Hanya saja, era ini ternyata membuat kemajuan baca buku-ku molor cukup jauh menurut Goodreads;
15 books behind “the schedule” apparently. |
The thing is, aku memulai 2020 dengan niatan untuk membaca santai. Santai di sini bukan berarti membatasi diri hanya satu buku setiap bulan saja ya. Santai dalam pengertianku adalah membaca sebebas yang aku mau tanpa dibatasi oleh tuntutan tantangan baca. Pengalaman beberapa tahun terakhir memang mengajarkan bagaimana aku bukanlah tipe pembaca yang thriving dalam lingkungan tantangan baca spesifik seperti Pop Sugar Reading Challenge. Dari berpuluh-puluh prompt bacaan yang ada, paling banyak aku hanya bisa memenuhi 50%. It’s okay of course. Masalah muncul ketika kecenderungan perfeksionis dalam diri ini tidak bisa menerima kenyataan. Di akhir tahun aku malah dihantui rasa bersalah (yang sebenarnya tidak perlu ada) karena tidak menyelesaikan tantangan baca tertentu. Kondisi ini sangat tidak ideal untuk dipelihara, bukan?
Niatan untuk membebaskan diri dari tantangan baca juga muncul karena aku tidak ingin lupa bahwa aku membaca untuk kesenangan (reading for pleasure) alih-alih untuk kompetisi. Aku rasa prinsip ini akan lebih mudah diingat kalau satu-satunya tantangan baca yang aku ikuti tahun ini adalah Goodreads Reading Challenge. Aku tentu sudah mempertimbangkan tahun tanpa mengikuti tantangan baca apapun. Aku belum menerapkan ini karena aku khawatir kalau tidak ada komitmen, bacaanku akan lebih sedikit dari pada tahun sebelumnya. Sebagai pengguna rutin Goodreads, aku juga merasa sayang saja kalau tidak memanfaatkan fitur ini.
Melihat pemberitahuan bahwa aku 15 books behind “the schedule” lumayan anxiety-inducing sebenarnya. Meskipun sempat berniat untuk menurunkan target bacaan, aku akhirnya bertahan dengan 64 buku karena berharap ada lonjakan bacaan di paruh kedua tahun ini. Finger crossed for that honestly. Di bulan Mei 2020 sendiri, aku berhasil menyelesaikan 5 buku.
Daftar Bacaan Bulan Ini
Ada tiga buku nonfiksi & dua buku fiksi yang aku tamatkan bulan ini. Satu buku merupakan buku yang aku baca untuk kali kedua. Dua buku berkaitan dengan tema yang aku sangat gandrungi beberapa bulan terakhir; mitologi. Satu buku lain merupakan buku anyar yang baru terbit di pertengahan Mei & memang masuk dalam wishlist-ku. Buku terakhir sendiri sudah nangkring di rak wishlist Google Play Book-ku sejak tahun lalu, tapi baru bisa dibaca sekarang karena harga bukunya yang akhirnya manusiawi bulan ini.
1. Less – Andrew Sean Greer
(fiksi kontemporer, literary fiction, LGBTQ+ romance, Pulitzer Award Winner for Fiction in 2018)
(fiksi kontemporer, literary fiction, LGBTQ+ romance, Pulitzer Award Winner for Fiction in 2018)
Aku membaca buku ini untuk kali pertama tepat satu tahun lalu pada bulan Mei 2019. Bahkan setelah membacanya untuk kali kedua, penutup buku ini tetap mencerahkan hariku & membuatku kehabisan kata-kata saking kagum & puasnya.
Currently reading ‘Less’ by Andrew Sean Greer #fbvreads 💔 pic.twitter.com/GMnAPH2uwN— Farah (@farbooksventure) May 10, 2020
2. Mythology: An Illustrated Journey Into Our Imagined World – Christopher Dell
(nonfiksi, mitologi, buku referensi, 400+ ilustrasi cantik)
(nonfiksi, mitologi, buku referensi, 400+ ilustrasi cantik)
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama karena sampulnya. Satu tahun dan beberapa ratus ribu kemudian, buku ini akhirnya sampai ke tangan dan aku tidak pernah dikecewakan sampai halaman akhir. This book is exactly what I’m expecting it to be.
Currently reading this gorgeous beauty; ‘Mythology An Ilustrated Journey Into Our Imagined Worlds’ #fbvreads 💙 pic.twitter.com/VRSFL3dAPq— Farah (@farbooksventure) May 5, 2020
3. Mythology 101: From Gods and Goddesses to Monsters & Mortals, Your Guide To Ancient Mythology – Kathleen Sears
(nonfiksi, mitologi Yunani/Romawi, not the best but ok enough)
(nonfiksi, mitologi Yunani/Romawi, not the best but ok enough)
Setelah iseng membaca sampel buku sejenis ini tapi diterbitkan Penerbit DK di Google Play Book… This book leaves something to be desired. Bukunya oke & cukup informatif. Sayang sekali makin ke belakang beberapa bagian terasa perlu disunting lebih lanjut agar lebih enak dibaca. Harus aku akui bagaimanapun juga, beragam pun (permainan kata) dalam buku ini juara.
Currently having a blast reading myth-related books via @Scribd #fbvreads 🔥 pic.twitter.com/DRgStTsQan— Farah (@farbooksventure) May 18, 2020
4. Beach Read – Emily Henry
(fiksi kontemporer, romance, struggling authors finding love -and each other!-, bukan buku happily-ever-after)
(fiksi kontemporer, romance, struggling authors finding love -and each other!-, bukan buku happily-ever-after)
Baru sadar kalau aku lumayan sering membaca buku romantis belakangan ini. Sama seperti Less, protagonis buku ini juga merupakan penulis yang sedang melalui masa sulit dalam karir dan hidup. Romansa kedua tokohnya agak terlewat lovey-dovey untuk seleraku menjelang akhir cerita, tapi apa yang penulis coba sampai tentang fenomena writer’s block sangat memorable bagiku.
Currently reading another fiction book about struggling author(s) who will eventually… get lucky in the love department(?) #fbvreads 🏖️ pic.twitter.com/GfowB09IWu— Farah (@farbooksventure) May 20, 2020
5. Dear Girls: Intimate Tales, Untold Secrets, and Advice for Living Your Best Life – Ali Wong
(nonfiksi, memoir, a genuinely hillarious yet important read)
(nonfiksi, memoir, a genuinely hillarious yet important read)
Ini adalah memoar teranyar yang masuk ke rak buku favorite-of-all-time-ku. Senang rasanya membaca tulisan yang blak-blakan, relatable, menarik, tapi tidak menggurui ketika berbagi pengalaman atau nasihat. Sama seperti tulisan Adam Kay dalam memoar This Is Going To Hurt, tulisan Ali Wong juga membuatku merasa nano-nano (meringis di satu bab, terbahak-bahak di bab setelahnya, dan tertohok di akhir). Mereka seolah dapat menulis sesuatu dengan lucu tanpa perlu mencoba.
Get around to read memoir again after quite sometime; Ali Wong’s Dear Girls #fbvreads 💌 pic.twitter.com/a0lXFOkhfm— Farah (@farbooksventure) May 25, 2020
Something New?
Kebahagian kecilku bulan ini disponsori fakta bahwa berlangganan Scribd sekarang sudah bisa dibayar lewat pulsa! Aku juga akhirnya membuat akun Twitter khusus untuk cuap-cuap tentang buku & sosialisasi dengan sesama pembaca. Aku bahkan kaget dengan diri sendiri karena lumayan rajin memperbaharui kemajuan bacaku di Twitter sehingga utas bersangkutan bisa ditautkan ke kiriman ini.
Kiriman di Blog Bulan Ini
- Review buku: Mythology: An Illustrated Journey Into Our Imagined World – Christopher Dell
- Tulisan lepas: Sebuah Alasan Konyol Untuk Membeli Buku
Rencana Untuk Bulan Depan
Pause any reading subscription in June except GramDig cause I want to tackle physical TBR & Google Play Book TBR 👀 (Looking at you Deborah Harkness books!)— Farah (@farbooksventure) May 29, 2020