[31/12/17] Farah’s TOP 10 Reads For 2017

GIF Source: carlaconce on tumblr



Tanpa terasa kita akhirnya sampai di penghujung tahun 2017. Setelah menyadari bahwa tahun 2018 sudah di depan mata, aku kembali melihat daftar-daftar buku yang sudah aku tamatkan di tahun 2017. Ada 43 buku yang berhasil aku baca tahun ini (aku berhasil melampaui target 40 buku yeay!!). Dari puluhan buku tersebut, beberapa buku memang meninggalkan kesan yang dalam bagiku. Berikut adalah daftar 10 bacaan teratas favoritku untuk tahun 2017 (diurut dari buku yang aku baca di awal tahun 2017).

10. The Geography of Bliss – Eric Weiner



Buku travelogue 569 halaman ini adalah bacaan awal tahun yang menyenangkan. Topik yang bisa dibilang lumayan berat yaitu kebahagiaan dibahas dengan ringan dan cenderung penuh humor dalam The Geography of Bliss. Meskipun begitu, buku ini tetap penuh makna dan tidak lupa menyampaikan pesannya. Kalau kau menyukai buku-buku travelogue aku merekomendasikan buku ini untuk menjadi bahan bacaanmu yang selanjutnya.

Temukan ulasan lengkapku terkait The Geography of Bliss di sini















9. Mata Yang Enak Dipandang – Ahmad Tohari



Mencari bahan bacaan yang ringan, tidak terlalu panjang namun tetap menarik? Buku kumpulan cerpen dapat menjadi salah satu pilihan bacaan bagi pembaca yang tidak punya banyak waktu luang untuk melahap novel panjang. Mata Yang Enak Dipandang karya Ahmad Tohari adalah buku kumpulan cerpen favoritku dari beberapa buku kumcer lain yang sudah aku baca tahun ini. Seperti yang sudah aku ungkapkan dalam ulasan terdahulu buku ini, Mata Yang Enak Dipandang adalah bacaan penyegar jiwa.

















8. The 100-Year-Old Man Who Climbed Out The Window And Disappeared – Jonas Jonasson



Belakangan aku baru menyadari bahwa aku sangat menikmati kisah-kisah satire yang diwarnai dengan black comedy. Novel ini mampu memadukan genre satire dan humor dengan baik. Berbagai sindiran baik halus maupun kasar yang muncul di sepanjang cerita sukses disampaikan penulis dengan cara konyol namun tetap lantang dari segi sindirannya. Aku pikir buku 463 halaman ini mampu membuatmu melepaskan beban sejenak agar dapat tertawa lepas karena kekonyolan alur ceritanya. 
Ulasan lengkapku tentang The-100-Year-Old Man Who Climbed Out The Window And Disappeared dapat ditemukan di sini  














Beranjak dari bacaan satire, bacaan favoritku selanjutnya dalam daftar ini adalah novel sentimental yang menghangatkan hati. Ketika diolah dengan baik, novel yang membahas tentang keluarga memang dapat menjadi bacaan menarik. Ini adalah buku Fredrick Backman pertamaku, tidak sabar rasanya untuk membaca karya Backman yang lain (orang-orang banyak merekomendasikan novel A Man Called Ove sepertinya). Untuk pembaca yang menggemari novel yang mengangkat tema keluarga (atau hubungan antar manusia secara umum)… Aku pikir ini adalah novel yang tepat untukmu.
Temukan ulasan lengkapku terkait novel ini di sini










6. The Happy Prince And Other Tales – Oscar Wilde



Kurang pas rasanya kalau mengaku sebagai pecinta genre satire tapi belum membaca karya Oscar Wilde. His ability in throwing shade here and there is absolutely remarkable. Aku bahkan sempat tergoda untuk memasukkan beberapa karya Wilde dalam daftar ini (oh well…). The Happy Prince and Other Tales adalah buku pembuka yang tepat kalau kau tertarik untuk mengenal karya-karya Oscar Wilde.
Kalian dapat menemukan ulasan lengkapku terkait buku ini di sini

















5. Of Mice And Men – John Steinbeck



Buku ini membuatku tidak bisa berkata-kata pasca membaca bagian penutup ceritanya. Of Mice And Men adalah jenis buku yang ditutup dengan twist tidak terduga dan meninggalkan tanya dibenak pembaca setelah selesai membacanya. Kisah dalam novella ini dapat dijadikan bahan diskusi yang menarik. Karena alasan inilah, aku tanpa ragu lagi langsung menjadikan buku ini sebagai salah satu bacaan favoritku untuk tahun ini.
Ulasan lengkapku terkait Of Mice And Men dapat ditemukan di sini 















4. The Seven Good Years – Etgar Keret



Buku 208 halaman ini adalah non-fiksi kedua dalam daftar ini. Memoar karya Etgar Keret ini menjadi salah satu bacaan favoritku karena potret jujur yang ada dalam setiap bagian tulisannya. Sang penulis tidak segan untuk mengolok-olok dirinya sendiri dan menyampaikan berbagai hal yang terjadi apa adanya. The Seven Good Years adalah salah satu bacaan “paling tulus” di antara beberapa puluh bacaanku di tahun 2017 ini.
Temukan ulasan lengkapku tentang memoir ini di sini













3. All The Light We Cannot See – Anthony Doerr



This novel is simply beautiful. Dengan bahasa yang indah dan cerita yang menyentuh, novel historical fiction ini mengingatkan kita kembali pada fakta bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki kebaikan yang tersimpan dalam di hatinya.
Ulasan lengkapku tentang novel menyentuh hati ini dapat ditemukan di sini



















2. And Then There Were None – Agatha Christie



Bacaan wajib untuk pecinta genre crime dan misteri. Tidak salah memang kalau orang-orang menganggap bahwa novel ini adalah magnum opus Agatha Christie.
Ulasan lengkapku tentang novel ini di sini  























1. The Book Thief – Markus Zusak



Bacaan penutup tahun yang luar biasa. Definitely deserved its hype. Alasan aku menyukai novel ini sama dengan alasan aku menyukai All The Light We Cannot See, kedua novel ini mengingatkan kita untuk menjadi lebih manusiawi lagi.
Temukan ulasan lengkapku di sini























Honorable Mention

  1. The Life-Changing Magic of Tidying Up – Marie Kondo
  2. The Importance of Being Earnest – Oscar Wilde
  3. Robohnya Surau Kami – A.A Navis
  4. 1984 – George Orwell

Apa bacaan favoritmu tahun ini? 
Semoga kita bisa menemukan lebih banyak buku luar biasa lagi di tahun 2018! 

0 thoughts on “[31/12/17] Farah’s TOP 10 Reads For 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *