Maret 2019: Bulan Baca Terproduktif (Sejauh Ini) & Perubahan Untuk ‘Monthly Reading List’ Yang Lebih Baik

20/60 | Tentang bulan yang dipenuhi hal
baru dan buku-buku menarik

Bulan ke-4 pada tahun 2019 pun resmi dimulai!
Sejauh ini satu-satunya hal yang lumayan konsisten dari Far’s Books Space adalah rentetan ulasan buku random ala Farah yang dirilis dalam interval waktu tidak tetap. Pada bulan Maret 2019, aku berhasil “membangun” rutinitas untuk membagikan ulasan buku setiap hari Senin dan Kamis. Rutinitas ini secara ajaib membuat semua review-ku yang tertunda dan mendekam di folder draft berangsur-angsur lenyap. Harapanku tentu saja agar bisa mempertahankan rutinitas ini di Bulan April 2019.
 
Dari 7 buku yang aku selesai baca di bulan Maret, hanya satu buku yang belum aku bagikan ulasannya di blog karena (1) aku menunda-nunda (2) buku ini adalah tipe buku hype yang sayangnya kurang pas dengan seleraku, aku bingung harus menulis ulasan seperti apa tentang buku bersangkutan. This book titled ‘Educated’ and written by Tara Westover. Ulasan buku bersangkutan boleh jadi akan aku bagikan setelah aku selesai dengan postingan Monthly Reading List ini.
Monthly Reading List sendiri (pada awalnya) dicanangkan sebagai label untuk menaungi rangkaian tulisanku tentang wrap up bacaan untuk bulan itu. Kalau kau sempat membaca tulisan awal dalam label Monthly Reading List, kau akan sadar bahwa aku tidak memiliki format tetap untuk tulisan-tulisan ini. I just can’t seem to made up mind about what and how to write. Dari tipe tulisan super singkat yang murni memuat daftar bacaanku bulan itu dan kemajuanku dalam tantangan baca sampai tipe tulisan yang jadi terlampau panjang karena aku murni menyalin ulasan buku dari akun Goodreads pribadiku ke laman blog ini (Aku memang menggunakan dua tulisan berbeda untuk ulasan blog dan ulasan Goodreads. Pada akhirnya, inti kedua tulisan ini tentu saja tetap sama) Jauh dalam hati, aku sadar bahwa aku tidak pernah merasa puas dengan Monthly Reading List menggunakan format seperti ini.
Entah kenapa aku merasa lebih “bebas” untuk menulis berbagai hal yang mendadak muncul di kepala ketika berada dalam blog ini. Aku pun berpikiran untuk menata ulang format tulisan untuk Monthly Reading List. Alih-alih hanya memuat daftar bacaanku bulan itu, aku juga akan bercerita panjang lebar tentang pengalaman membacaku. Aku juga ingin membagikan hal-hal baru yang aku alami dan temukan dalam dunia baca-membaca. Aku harap tulisan Monthly Reading List di masa depan bisa menjadi kumpulan tulisan yang lebih reflektif tentang perjalanan membacaku setiap bulannya. Boleh disimpulkan, pada akhirnya label Monthly Reading List menjadi diari personalku tentang dunia baca-membaca.
Well, dengan ini era baru untuk label Monthly Reading List pun juga dimulai!
Hal Baru Dalam Dunia Baca-Membaca Farah
Ada banyak “hal baru” yang aku alami di dunia baca-membaca pada bulan Maret 2019. Rangkaian hal baru ini dimulai ketika pada awal Maret, aku tanpa sengaja menyadari bahwa blog iseng ini ternyata sempat muncul pada sebuah tulisan di bulan Februari dalam blog Sintia Astarina. Kak Sintia dengan Instagram handle @sintiawithbooks, boleh jadi merupakan salah satu dari beberapa orang yang menginspirasiku untuk membuat konten blog yang lebih variatif. Ketika menemukan alamat blog Kakak yang satu ini, aku langsung tenggelam dalam beragam tulisan dengan tema berbeda yang ditawarkannya. Memulai rentetan tulisan rutin dengan tema berbeda dalam Far’s Books Space agaknya belum memungkinkan dengan kondisiku sekarang. Akan tetapi, shoutout dari Kak Sintia ini menjadi salah satu pemicu yang membuatku teguh berkomitmen untuk rutin membagikan sesuatu di blog ini setiap Senin dan Kamis. Pada awalnya aku memang memulai blog ini tanpa tujuan tertentu dan hanya ingin membagikan pikiranku, tapi shoutout ini menjadi lumayan berarti karena senang rasanya ketika tahu bahwa tulisanku sedikit banyaknya bisa berfaedah bagi para pembacanya. (If you read this, once again I would like to thank you Kak Sintia 😀)
Hal ajaib lain yang terjadi di Bulan Maret adalah perkenalanku dengan Scribd dan Audiobook. Kalian dapat membaca celoteh panjangku tentang dua hal di atas dalam tulisan yang merangkap ulasan untuk novel The Music of What Happens ini. Aku tidak akan mengenal dua hal ini kalau bukan karena komunitas bookstagram. Aku memang sudah berulangkali mengatakan ini dalam berbagai ulasan bukuku, tapi aku tidak akan ragu untuk mengatakannya lagi. Komunitas bookstagram memang seajaib itu. Terkadang aku terheran-heran sendiri dengan berbagai hal baru yang aku kenal lewatnya. 
Masih terjadi di Bulan Maret, lewat Instagram jugalah aku mendapat kesempatan untuk menerima ARC pertamaku. Aku memang cukup beruntung di masa lalu karena bisa memperoleh buku kiriman dari penerbit untuk rangkaian blogtour atau hadiah perlombaan. Akan tetapi, aku sama sekali belum pernah menjadi “pembaca pertama” yang membaca buku di awal bahkan sebelum buku bersangkutan benar-benar terbit. Kepuasan batin ketika mendapat kesempatan semacam ini sulit untuk digambarkan. Hal ini jugalah yang mengantarkanku untuk bergabung dalam situs Netgalley
Aku merasa beruntung karena bisa menerima tawaran eARC novel They Called Me Wyatt via Netgalley. Novel yang tergolong speculative fiction ini dijadwalkan untuk terbit pada bulan Juni 2019. Ulasan lengkap novelnya akan aku bagikan pada tanggal 04 April 2019 (so, stay tune!). Tapi, secara garis besar aku bisa mengatakan bahwa aku lumayan menikmati semua hal yang ditawarkan novel ini. Aku bahkan bisa bersimpati dengan satu hal yang dirasakan oleh protagonis dalam novel They Called Me Wyatt. Dalam satu bagian, si protagonis sempat menuliskan bagaimana dirinya tidak pernah merasa belong & fitting dalam satu tempat. Dia memaparkan bahwa dia merasa belong di kampung halamannya. Ironisnya, si protagonis tidak pernah merasa fitting sama sekali di tempat ini. Dia tahu bahwa tempat ini merupakan “rumahnya”, tapi dia tetap saja merasa seperti orang asing di tanah yang familiar.
Anehnya, dalam kapasitas tertentu aku sempat merasakan hal ini. Aku merasa belong di dunia nyata, di tempat ini, di lingkungan ini. Akan tetapi, aku tidak pernah benar-benar merasa fitting karena di posisi ini aku tidak kunjung menemukan lingkaran pergaulan yang memiliki minat, nilai, atau pandangan yang sejalan denganku. Bookstagram yang selalu aku sebut-sebut itu boleh jadi merupakan satu-satunya tempat dimana aku merasa belong dan fitting sejauh ini. So yeah, I don’t think I’m gonna shut up about that for awhile. 
Daftar Bacaan (& Perkembangan Bacaan) Farah Bulan Ini
Seperti yang sudah aku paparkan di atas, aku berhasil membaca 7 buku di bulan Maret 2019. Selama 3 bulan terakhir, aku sudah membaca 20 buku dari target 60 buku untuk Tantangan Baca Goodreads tahun 2019. Untuk kemajuan dalam Tantangan Baca PopSugar, aku sudah mencoret 14 prompts dari 40 prompts reguler yang tersedia. Ini adalah kemajuan signifikan mengingat aku yang bahkan tidak berhasil mencoret 10 prompts dalam tantangan tahun 2018 lalu. Ratio buku yang aku dibeli dan buku yang sudah aku baca pun lumayan seimbang.
[*] 1 buku, The Guernsey Literary & Potato Peel Pie Society, berhasil masuk ke dalam daftar bacaan all-time-favoriteku dengan Rating-5 karena kisahnya yang hangat dan cocok sekali untuk para bibliophile di luar sana.
[*] 3 buku lain sukses mendapat Rating-4;
1. Salt To The Sea  (novel historical fiction bittersweet & merupakan bacaan penting karena ceritanya yang diangkat dari fakta sejarah tentang Perang Dunia 2 yang jarang diketahui orang). 
2. The Whispering Skull <Lockwood&Co. #2> (novel ke-2 dari seri buku middle grade, Lockwood&Co., yang (akhirnya) sukses membuatku jatuh hati dengan cerita petualangan agensi pemburu hantu ini).
3. Ke Sarang Penyelundup <Lima Sekawan #4> (novel anak-anak yang sukses membuat nostalgia).
[*] 2 buku berikutnya memperoleh Rating-3,5 & 1 buku lain mendapat Rating-3;
1. Behold The Dreamers (novel realistis yang mengeksplorasi fenomena American Dreams dengan penuh simpati dan fokus pada dinamika 2 keluarga)
2. The Musics of What Happens (novel YA dengan premis cerita familiar, tapi tetap mampu membahas isu penting & sulit dengan rapi dalam kisahnya)
3. Educated (memoir pribadi dari Tara Westover yang membawa pesan vital tentang pentingnya pendidikan dalam hidup. Educated memang menuai pujian di sana-sini. Akan tetapi cara penulisan Tara entah kenapa membuatku tidak segila itu dengan buku ini. Memoir ini akhirnya menyandangkan 3 bintang dariku. The book is okay (and important) but it’s not that great, not really).
Bagaimana perkembangan bacaanmu sejauh ini?
Artikel Lain Yang Disebut Dalam Tulisan Ini
Tulisan Lain Yang Mungkin Membantu

0 thoughts on “Maret 2019: Bulan Baca Terproduktif (Sejauh Ini) & Perubahan Untuk ‘Monthly Reading List’ Yang Lebih Baik

  1. Ah iya… Memang ada bulan-bulan ketika keinginan membaca kita menurun drastis 🙂 Saya sebenarnya memang masih tetap condong ke buku fisik, tapi sekarang memang lebih sering baca e-book saja untuk buku-buku berbahasa Inggris. Salam kenal ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *