[01/03/17] Tentang Mata Yang Enak Dipandang Karya Ahmad Tohari

” Ya, kukira betul; mata orang yang suka memberi memang enak dipandang.”

Informasi Buku
Judul: Mata Yang Enak Dipandang
Penulis: Ahmad Tohari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020300450
Cetakan: kedua (Maret 2015)
Tahun publikasi: 2015 (pertama kali dipublikasikan pada 2013)
Jumlah halaman: 216 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan buku ini di Goodreads

Blurb

Buku ini merupakan kumpulan lima belas cerita pendek Ahmad Tohari yang tersebar di sejumlah media cetak antara tahun 1983 dan 1997.Seperti novel-novelnya, cerita-cerita pendeknya pun memiliki ciri khas. Ia selalu mengangkat kehidupan orang-orang kecil atau kalangan bawah dengan segala lika-likunya.Ahmad Tohari sangat mengenal kehidupan mereka dengan baik. Oleh karena itu, ia dapat melukiskannya dengan simpati dan empati sehingga kisah-kisah itu memperkaya batin pembaca (Goodreads).


Menurut Farah Tentang Buku Ini

Dapat dikatakan bahwa dari beberapa buku kumpulan cerpen yang banyak aku baca akhir-akhir ini, buku kumpulan cerpen inilah yang menjadi favoritku. Ini adalah karya kedua dari Ahmad Tohari yang pernah aku baca setelah Ronggeng Dukuh Paruk dan sungguh… Aku benar-benar jatuh hati dengan cara Beliau bercerita.


Kelima belas cerita dalam kumpulan cerpen Mata Yang Enak Dipandang mengusung tema cerita yang sederhana tapi tetap disampaikan dengan lugas oleh Sang penulis. Ciri khas seorang Ahmad Tohari yang gemar membahas tentang rakyat kecil dan kehidupan di pedusunan secara gamblang tergambar dalam buku kumpulan cerpen ini. Beberapa tema yang diusung dalam cerita-cerita di buku sendiri terkadang terkesan sangat sederhana namun kenyataannya kerap luput dari perhatian kita kebanyakan.


Sama seperti ketika mendengarkan sebuah album dari seorang musisi yang sangat solid sampai-sampai kau menyukai semua lagu yang ada di dalam albumnya, begitu jugalah perasaanku setelah membaca buku kumpulan cerpen ini. Sulit rasanya untuk memilih cerita favoritku dari kumpulan cerpen ini. Tiap-tiap cerita memiliki warnanya masing-masing dan menggugahku dengan cara mereka yang berbeda-beda.


Ada cerita tentang seorang pengemis buta yang dikemas apik dalam cerpen pembuka berjudul sama dengan judul buku kumpulan cerpen ini “Mata Yang Enak Dipandang”. Ada cerita tentang seorang penulis putus asa dalam cerpen “Daruan”. Ada cerita tentang kekecewaan terhadap orang lain dalam “Paman Doblo Merobek Layang-Layang”. Ada cerita tentang prasangka dan penyesalan dalam “Sayur Bleketupuk”. Ada cerita tentang realitas yang memprihatinkan dalam “Akhirnya Karsim Menyeberang Jalan”. Dan masih banyak cerita-cerita lain lagi dengan tema sederhana tapi mengena.


Cerita-cerita dalam kumpulan cerpen ini digarap dengan indah dan memang mengingatkan kita kembali akan beberapa hal yang sering kita lupakan. Ini adalah bacaan yang tepat untuk menyegarkan nurani kita kembali.


Rating
       4/5   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *