“Apa pun bisa dirampas dari manusia, kecuali satu: kebebasan untuk menentukan sikap dalam setiap keadaan, kebebasan untuk memilih jalannya sendiri.”
Informasi Buku
Judul: Man’s Search For Meaning
Penulis: Viktor E. Frankl
Penerjemah: Haris Priyatna
Penerbit: Noura Books
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9786023854165
Tahun publikasi: 2017 (Pertama kali dipublikasikan 1946)
Cetakan: Pertama (Desember 2017)
Jumlah halaman: 256 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan buku ini di Goodreads
Blurb
Viktor Frankl pernah berada di empat kamp kematian Nazi yang berbeda, termasuk Auschwitz, antara tahun 1942 dan 1945. Dia bertahan hidup, sementara orangtuanya, saudara laki-laki, dan istrinya yang tengah hamil akhirnya tewas dalam kamp. Di dalam keganasan dan kekejian kamp, Frankl yang juga seorang psikiater belajar menemukan makna hidup. Menurutnya, kita tidak dapat menghindari penderitaan, tetapi kita dapat memilih cara mengatasinya, menemukan makna di dalamnya, dan melangkah maju dengan tujuan baru. Teori Frankl, yang dikenal sebagai logoterapi, menjelaskan bahwa dorongan utama kita dalam hidup bukanlah kesenangan, tetapi penemuan dan pencarian dari apa yang secara pribadi kita temukan bermakna. Banyak orang terinspirasi dari kisahnya dan menjadikan buku ini sebagai satu dari sepuluh buku paling berpengaruh di Amerika dan telah dicetak ulang lebih dari 100 kali dalam edisi bahasa inggris.
Menurut Farah Tentang Buku Ini
Membaca judul buku ini untuk pertama kalinya entah mengapa mengingatkanku pada film-film indie dan film-film “hipster” Barat yang sempat aku gandrungi beberapa waktu yang lalu. Sebagian besar film jenis itu (yang sudah aku saksikan tentu saja) rata-rata menyampaikan pesan yang kurang lebih sama: hidup yang baik itu adalah hidup yang memiliki makna. Tentu saja masalah atau konflik utama dalam film-film tersebut berakar pada bagaimana si tokoh protagonis dalam cerita merasa hampa dan menjalani kehidupan yang tidak memiliki makna apa-apa. Film dan berbagai media lain baik cetak maupun elektronik memang sudah sering membahas topik yang rasanya tidak pernah ada habisnya untuk dikaji ini. Rasanya tidak berlebihan kalau aku berkata bahwa buku Man’s Search For Meaning adalah sumber acuan primer dalam membahas topik terkait dengan pencarian kehidupan yang bermakna ini.
Secara umum, buku 256 halaman ini dibagi menjadi 2 bagian besar yang dilengkapi dengan kata pengantar dan bagian penutup buku. Di bagian pertama, pembaca akan menemukan uraian pengalaman nyata yang dialami oleh penulis buku ini, Viktor E. Frankl, ketika menjadi tawanan Nazi di kamp konsentrasi pada tahun 1942 sampai tahun 1945. Bagian ini memang cukup personal karena dituturkan dengan jujur dan apa adanya pada para pembaca. Bagian kedua Man’s Search For Meaning sendiri bersifat lebih saintifik karena merupakan sebuah uraian ringkas tentang ilmu logoterapi yang juga dikembangkan sendiri oleh Frankl.
Logoterapi merupakan salah satu jenis psikoterapi yang dikembangkan oleh Viktor E. Frankl. Ilmu logoterapi dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa penggerak utama manusia dalam hidup adalah pencarian makna akan hidup itu sendiri bukan pencarian kekuasaan ataupun kesenangan seperti yang diusung oleh ilmu psikologi individual Adler atau ilmu psikoanalisis Sigmund Freud. Dalam Man’s Search For Meaning, Frankl berusaha menghubungkan ilmu logoterapi yang diusungnya dengan pengalaman nyata Beliau di kamp Nazi. Frankl menjelaskan bagaimana aplikasi logoterapi yang ia yakini menjadikan dirinya mampu menghadapi kebrutalan hidup di kamp konsentrasi. Secara pribadi, bacaan ini cukup menarik dan eye-opening.
Secara keseluruhan, buku ini lumayan enak untuk dibaca meskipun di beberapa bagian ada hal yang sepertinya lost in translation. Semoga terjemahannya bisa lebih diperbaharui lagi agar hal yang ingin disampaikan penulis dapat diterima seutuhnya oleh para pembaca.
Man’s Search For Meaning adalah bacaan yang cocok untuk para pembaca yang berusaha untuk mencari motivasi setelah merasa “down” karena masalah kehidupan nyata. Kalau kau adalah tipe pembaca yang menyukai bacaan bertemakan psikologi, buku ini juga tepat untuk masuk dalam daftar bacaanmu.
Secara umum, buku 256 halaman ini dibagi menjadi 2 bagian besar yang dilengkapi dengan kata pengantar dan bagian penutup buku. Di bagian pertama, pembaca akan menemukan uraian pengalaman nyata yang dialami oleh penulis buku ini, Viktor E. Frankl, ketika menjadi tawanan Nazi di kamp konsentrasi pada tahun 1942 sampai tahun 1945. Bagian ini memang cukup personal karena dituturkan dengan jujur dan apa adanya pada para pembaca. Bagian kedua Man’s Search For Meaning sendiri bersifat lebih saintifik karena merupakan sebuah uraian ringkas tentang ilmu logoterapi yang juga dikembangkan sendiri oleh Frankl.
Logoterapi merupakan salah satu jenis psikoterapi yang dikembangkan oleh Viktor E. Frankl. Ilmu logoterapi dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa penggerak utama manusia dalam hidup adalah pencarian makna akan hidup itu sendiri bukan pencarian kekuasaan ataupun kesenangan seperti yang diusung oleh ilmu psikologi individual Adler atau ilmu psikoanalisis Sigmund Freud. Dalam Man’s Search For Meaning, Frankl berusaha menghubungkan ilmu logoterapi yang diusungnya dengan pengalaman nyata Beliau di kamp Nazi. Frankl menjelaskan bagaimana aplikasi logoterapi yang ia yakini menjadikan dirinya mampu menghadapi kebrutalan hidup di kamp konsentrasi. Secara pribadi, bacaan ini cukup menarik dan eye-opening.
Secara keseluruhan, buku ini lumayan enak untuk dibaca meskipun di beberapa bagian ada hal yang sepertinya lost in translation. Semoga terjemahannya bisa lebih diperbaharui lagi agar hal yang ingin disampaikan penulis dapat diterima seutuhnya oleh para pembaca.
Man’s Search For Meaning adalah bacaan yang cocok untuk para pembaca yang berusaha untuk mencari motivasi setelah merasa “down” karena masalah kehidupan nyata. Kalau kau adalah tipe pembaca yang menyukai bacaan bertemakan psikologi, buku ini juga tepat untuk masuk dalam daftar bacaanmu.
Rating
4/5
4/5