[16/07/18] Tentang The Japanese Lovers Karya Isabel Allende

https://www.instagram.com/p/BkpugWKn5vi/?hl=id&taken-by=farbooksventure

“Dia sadar betul apa yang dilakukannya; dia ingin orang yang paling dicintainya tetap hidup.”

Informasi Buku 
Judul: The Japanese Lover
Penulis: Isabel Allende
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9786020375854
Tahun publikasi: 2017 (Pertama kali dipublikasikan tahun Mei 2015)
Jumlah halaman: 408  halaman
Buku: milik pribadi 
Kategori Usia: Dewasa (hubungan seksual dipaparkan dengan gamblang meskipun tidak explicit)
Trigger Warning: questionable moral decision, child pornography, child abuse, sexual content
Temukan buku ini di Goodreads


Blurb

Tahun 1939, ketika
Polandia jatuh ke dalam bayang-bayang kekuasaan Nazi, Alma Belasco
dikirim untuk tinggal bersama paman dan bibinya di rumah besar dan mewah
di San Francisco. Di sana, sementara perang dunia berkecamuk, Alma
bertemu Ichimei Fukuda, anak laki-laki yang tenang dan pendiam, putra
tukang kebun berkebangsaan Jepang. Tanpa diketahui orang-orang di
sekitarnya, rasa cinta yang lembut mulai berkembang di antara mereka.



Ketika
Jepang menyerang Pearl Harbor, kedua anak itu terpaksa berpisah.
Ichimei dan keluarganya, seperti halnya ribuan orang Jepang-Amerika
lain, dianggap musuh dan dipindahkan dengan paksa ke kamp-kamp internir
yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat. Sepanjang perjalanan hidup
mereka, Alma dan Ichimei berulang kali bertemu, namun cinta mereka
ditakdirkan untuk selalu dirahasiakan dari dunia.



Puluhan tahun
kemudian, ketika Alma sudah mendekati akhir hidupnya yang panjang dan
penuh peristiwa, dia bertemu Irina Bazili yang bekerja di Lark House,
panti wreda tempat Alma tinggal.

Terjalin persahabatan antara Irina
dan Seth, cucu Alma, dan mereka penasaran oleh sejumlah hadiah dan surat
misterius yang dikirimkan kepada Alma. Dari situ sedikit demi sedikit
mereka mengetahui tentang Ichimei dan kisah cinta rahasia yang bertahan
hampir tujuh puluh tahun lamanya.



Menurut Farah Tentang Buku Ini

Kisah dalam The Japanese Lovers fokus pada sosok Alma Belasco, gadis muda yang pindah ke San Francisco dan meninggalkan keluarga kandungnya di Polandia setelah bayangan kekuasaan Nazi sampai di negara itu pada Perang Dunia Ke-2. Bertahun-tahun kemudian, Alma yang sudah tidak muda lagi akhirnya menjadi salah satu penghuni di panti wreda Lark House. Sosok Alma yang anggun, dingin, dan masih begitu mandiri menarik minat Irina Bazili, salah satu gadis pekerja di Lark House. Setelah perlahan berhasil membangun kedekatan dengan Alma, Irina semakin penasaran dengan sosok wanita ini ketika mengamati kebiasaan Alma yang gemar pergi entah kemana selama beberapa hari sebelum akhirnya kembali. Ketika mengamati surat-surat misterius yang disimpan Alma dengan sangat hati-hati, Irina dan Seth, cucu Alma, akhirnya memutuskan menyelidiki masa lalu wanita tua ini. Sedikit demi sedikit, kedua orang ini pun mulai menguak kisah asrama rahasia yang disimpan Alma selama berpuluh tahun lamanya.

Dituturkan dari sudut pandang orang ketiga, kisah dalam The Japanese Lovers disampaikan dengan menggunakan alur campuran. Pembaca akan sering dibawa kembali ke masa lalu untuk menyelami kehidupan Alma— dan banyak karakter lain dalam cerita (at one point it gets pretty confusing). Surat-menyurat menjadi hal vital dalam novel ini. Selama berpuluh tahun kisah mereka bergulir, Alma & Ichi digambarkan sering berkirim surat. Dalam tahun-tahun yang panjang itu surat-menyurat antar keduanya memang sempat terputus sebelum akhirnya dilanjutkan kembali. Kebiasaan ini ternyata diambil dari kebiasaan nyata penulis cerita ini, Isabel Allende. Dalam beberapa bagian novel kita akan dapat membaca surat dari Ichi kepada Alma. Untuk ukuran novel yang “harusnya” fokus pada romansa Alma dan Ichi saja (secara ini judulnya The Japanese LOVERS bukan?), ada banyak karakter dan isu lain yang diangkat dalam cerita novel ini. Disatu titik aku sempat merasa bahwa novelnya begitu sesak dan padat akan plot. Tidak heran saja aku sempat malas-malasan membacanya. Aku rasa kisah cinta Alma dan Ichi baru benar-benar dipaparkan di paruh akhir novel.


Meskipun sama-sama ber-genre historical fiction, dari segi muatan “sejarah”nya All The Light We Cannot See karya Anthony Doerr memang lebih kaya kalau dibandingkan dengan novel ini. Meskipun informasi terkait perang dunia yang berkecamuk dimasukkan ke berbagai bagian di novel, The Japanese Lovers lebih terasa sebagai memoar panjang kehidupan seorang Alma Belasco. Romansa antara Alma dan Ichimei yang berusaha dipotret dalam cerita di novel ini sendiri malah tidak terlalu berhasil menurutku. Aku pikir romansa antara 2 orang ini bukanlah jenis romansa yang terlalu aku sukai. Kisah kedua orang ini adalah contoh nyata bahwa cinta saja tidak cukup untuk mencapai akhir cerita yang happily ever after. Kalau kau mencari bacaan romantis menggemaskan dan mencerahkan suasana hati, sepertinya The Japanese Lovers bukanlah bacaan untukmu.


Beberapa orang sangat beruntung ketika mereka mencoba bacaan baru dari penulis baru dan benar-benar menyukai hal baru yang ditemukannya itu. Beberapa orang lain yang tidak terlalu beruntung juga berusaha menemukan bacaan baru dari penulis baru namun, pada akhirnya mereka malah memilih karya yang tidak tepat. Aku pikir pengalamanku dengan buku ini mencerminkan kasus kedua. Pasca membaca buku ini dan menyadari bahwa aku tidak terlalu menyukainya, aku mulai berselancar di Goodreads untuk membaca ulasan pembaca lain dengan harapan untuk menemukan hal positif dari buku The Japanese Lovers. Ternyata tidak sedikit orang-orang yang berpendapat bahwa ini bukanlah karya terbaik Allende (I totally agree with this particular review). I just can’t buy the romance on this one. Nilai persahabatan dan kekeluargaan? Oke, dua hal itu memang disampaikan dengan lumayan baik dalam cerita. Romantisme? Not really.

Banyaknya hal/isu yang berusaha disampaikan Allende dalam buku 408 halaman ini justru membuat romantisme antara Alma&Ichi tidak dieksplorasi maksimal. Selain itu, seperti yang sudah aku utarakan dalam ulasan Goodreads-ku tentang novel ini, rasa simpatiku yang sudah terlanjur hilang pada pasangan utama dalam kisah ini membuatku tidak terlalu menikmati The Japanese Lovers lagi. Pada akhirnya aku hanya bertahan karena Irina, Seth, dan Nathaniel (yang sungguh malang).


Satu hal kecil yang mencerahkan hatiku pasca membaca novel ini adalah terjemahan novelnya yang sangat asyik ketika dibaca (Thank god for small miracles). Sayang sekali aku tidak terlalu bisa menikmati ceritanya.


Rating
2,8/5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *