Temukan buku ini di Goodreads
Blurb
Di New York, Madeline dan Jonathan tanpa sengaja menukar ponsel mereka. Saat mereka menyadari kesalahan tersebut, mereka sudah terpisah hampir 10.000 kilo meter. Madeline adalah seorang floris di Paris, Jonathan memiliki restoran di San Fransisco.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk menyerah pada godaan dan menelusuri ponsel masing-masing. Namun, itu malah menguak sebuah rahasia yang mereka berdua ingin kubur selamanya. Sebuah rahasia yang bisa membunuh mereka berdua.
Menurut Farah Tentang Buku Ini
Pada dasarnya, manusia adalah apa yang dia sembunyikan: sekumpulan kecil rahasia yang menyedihkan. – Andre Malraux, hal. 133.
Call From An Angel adalah novel karya Guillaume Musso pertama yang pernah aku baca dan jujur saja, aku cukup excited ketika mulai membaca novel ini. Aku mulai tertarik pada Call From An Angel setelah tanpa sengaja membaca blurb dari novelnya.
Berawal dari insiden tertukarnya ponsel masing-masing tanpa sengaja di sebuah bandara, rahasia macam apa sebenarnya yang bisa “membunuh” dua karakter utama dalam novel ini, Jonathan Lempereur dan Madeline Green? Siapa sangka ternyata insiden kecil ini akhirnya mampu menyatukan dua orang yang sangat berbeda ini?
Dari blurb-nya saja, kita sepertinya sudah bisa menduga bahwa novel Call From An Angel tidak akan “semulus” dan “seromantis” judulnya. Di bagian awal novelnya, kita akan diperkenalkan lebih dalam lagi pada karakter Jonathan dan Madeline. Di beberapa halaman pembuka novel aku sejujurnya tidak terlalu bisa bersimpati pada dua orang ini. Pada awalnya, Jonathan dan Madeline digambarkan seperti karakter tipikal orang-orang zaman sekarang: trendi, mudah marah, sangat terikat pada ponsel mereka, dan sangat ingin tahu dengan urusan orang lain. Pertemuan tidak terduga mereka yang mengawali kisah dalam novel ini tidak berlangsung terlalu damai sebenarnya. Tapi, seiring dengan bergulirnya cerita kita dapat melihat kesamaan dan kenyataan di balik kedua tokoh ini.
Seperti yang sudah diungkapkan Guillaume Musso dalam wawancara singkatnya terkait Call From An Angel di tahun 2011, Jonathan dan Madeline adalah dua orang yang sama-sama berusaha menghadapi kehilangan yang mereka rasakan dalam hidup. Namun, tidak peduli sedrastis apapun mereka berusaha mengubah hidup masing-masing dan lari dari kenyataan traumatis masa lalu, pada akhirnya kenyataan itu tetap datang menyapa mereka kembali.
Setiap orang adalah bulan, dengan sisi gelap yang tak pernah dilihat orang lain – Mark Twain, hal. 330.
Novel 432 halaman ini terdiri dari 38 bab yang dibagi ke dalam 3 bagian dan disertai dengan prolog dan epilog. Setiap bab akan dibuka dengan kutipan kalimat dari berbagai orang dan sumber. Dalam tulisannya di akhir buku ini Guillaume Musso mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun Beliau sering mencatat kalimat-kalimat yang membuatnya bermimpi atau tertawa dan berusaha menyebarkan kalimat-kalimat tersebut dalam buku-bukunya. Hal itu jugalah yang Beliau lakukan dalam buku ini. Kutipan kalimat favoritku dari berbagai kutipan kalimat yang ada dalam novel Call From An Angel adalah kalimat ini:
Kesuksesan tidak selalu menjadi bukti keberhasilan, kesuksesan justru sering menjadi efek samping sebuah penderitaan yang tersembunyi. – Boris Cyrulnik, hal. 201.
Terjemahan dari novel Call From An Angel sendiri cukup enak untuk dibaca dan terlepas dari beberapa kesalahan pengetikan yang aku ditemukan (‘meniggal’ di halaman 101 dan ‘lavendel’ di halaman 298), aku pikir kisah dalam novel ini disampaikan dengan baik dan tetap mudah dipahami.
Salah satu hal sulit ketika berusaha mengulas novel semacam ini adalah bagaimana mengungkapkan hal baik yang berusaha novel ini sampaikan tanpa merusak unsur kejutan dari ceritanya. Mungkin ketika membaca ulasan ini para pembaca sudah bertanya-tanya tentang unsur menegangkan macam apa yang ada dalam cerita di novel ini. Tanpa membocorkan hal-hal penting, di sepanjang novel akan ada beberapa twist dalam cerita. Dari beberapa twist yang ada, terdapat satu twist yang benar-benar mengejutkan dan membuat keseluruhan kisah dalam novel Call From An Angel menjadi lebih masuk akal.
Cukup membuat penasaran bukan? Well, di akhir rangkaian blog tour ini, akan ada kesempatan bagi para pembaca untuk memperoleh 1 eksemplar novel Call From An Angel lewat giveaway yang diadakan oleh Penerbit Spring di Instagram. Berminat? Jangan lupa untuk mengunjungi blog para host dalam blog tour yang berakhir pada tanggal 23 November 2017 ini!
4. [Far’s Books Space] – 21 November 2017 —> YOU’RE HERE <—
Jangan lupa juga untuk mengikuti akun Penerbit Spring di Instagram (@penerbitspring) agar tidak ketinggalan info lebih lanjut tentang giveaway-nya. Ikuti juga Penerbit Spring lewat website resminya di [http://penerbitspring.com/], lewat Twitter di @penerbitspring, dan fanpage Facebook di sini agar tidak ketinggalan info penting terkait berbagai kesempatan giveaway dan info-info tentang buku terbitan Penerbit Spring.
Sedikit bocoran saja, dalam giveaway ini para pembaca akan diminta untuk membuat photo quote dari berbagai kutipan kalimat yang dapat ditemukan dalam ulasan para host dari blog tour. Jadi, jangan lupa untuk mengunjungi ulasan kelima host-nya ya! Untuk detail syarat dan ketentuan giveaway dapat kalian temukan di akhir blog tour ini di akun Instagram Penerbit Spring (@penerbitspring). Spread the words everyone! Jangan ragu untuk menyebarkan informasi tentang giveaway ini. Semoga kalian beruntung dan dapat memperoleh buku Call From An Angel.
Pada akhirnya, aku akan merekomendasikan novel ini untuk pembaca yang menggemari buku yang tidak terlalu kental nuansa romantisnya namun dilengkapi dengan twist cerita yang tidak terduga. Untuk pembaca yang menggemari kisah dengan tema tentang masa lalu yang menghantui, novel ini juga adalah novel untukmu. Dilihat dari penutupnya, sepertinya ada kemungkinan bahwa novel ini dapat dilanjutkan menjadi novel lain. Karena sejujurnya… Aku masih penasaran dengan kemungkinan kisah yang akan terjadi pada Jonathan dan Madeline.
“Ini adalah takdir, kelindan nasib yang aneh, yang memilih mendekatkan mereka ke saat-saat yang menentukan dalam hidup mereka. Panggilan malaikat, seperti yang dikatakan neneknya….” – Hal. 294.
Rating
3.5/5