Informasi Buku
Judul: For Nadira
Penulis: Leila S Chudori
Penerjemah: Jennifer Lindsay
Penerjemah: Jennifer Lindsay
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Inggris
ISBN: 9786024241285
Tahun publikasi: 2017 (Januari 2017)
Cetakan: kedua
Jumlah halaman: 284 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan buku ini di Goodreads
Blurb
Blurb
One gloomy morning, Nadira Suwandi finds her mother has committed suicide. The death of Nadira’s mother Kemala Yunus, an expressive, free-thinking woman who always struggled to find her own self, comes as a shock.
Kemala’s death influences Nadira’s life as a girl (“Sky Painting”), a journalist (“Prayer Beads), a lover (“Longest Kiss”) and a wife, and brings Nadira into an exploration of a new world, an untouched world of sexuality (“Kirana”). In the last two stories within this collection, “Before the Sun Rises” and “From New York to Legian”, we delve deeper into Nadira’s inner world.
Menurut Farah Tentang Buku Ini
Beberapa tahun yang lalu aku memulai kebiasaan ini. Alih-alih membaca buku asli berbahasa Indonesia dari penulis Indonesia, aku entah bagaimana malah membaca buku terjemahan bahasa Inggris dari karya penulis tersebut lebih dahulu. Aku memulai kebiasaan ini dengan buku Bound karya Okky Madasari (dalam bahasa Indonesia buku ini dikenal dengan judul Pasung Jiwa). Ternyata hal ini terulang lagi.
For Nadira termasuk dalam jajaran buku yang aku selesaikan membacanya di negeri antah berantah saat KKN beberapa bulan lalu. Aku pikir aku hanya menyelesaikan buku-buku pahit selama KKN berlangsung. Kesan pertama yang aku tangkap dari blurb buku ini adalah nuansa muram dan seolah miris yang akan ada sepanjang cerita bukunya. Ternyata dugaanku tidak terlalu meleset.
For Nadira mengisahkan tentang bagaimana Nadira menghadapi duka karena kematian Sang Ibu dengan cara bunuh diri dan bagaimana Nadira menyembuhkan diri dari luka-luka yang sudah dia miliki dan baru dia dapatkan. Lewat buku ini kita akan menyelami Nadira dan dunianya. Seperti yang diungkap Leila S. Chudori di akhir buku, For Nadira adalah suara dari seorang Nadira sendiri.
Salah satu hal unik yang aku kagumi dari For Nadira adalah bagaimana buku ini sebenarnya terdiri dari kumpulan-kumpulan cerita pendek yang bisa dikatakan bersinambungan. Setiap bagian dalam buku ini bisa berdiri sendiri sebagai cerita pendek. Tapi, ketika dibaca dari awal sampai akhir kumpulan-kumpulan cerita pendek ini sambung-menyambung dan menuturkan kisah tentang kehidupan Nadira dan orang di sekitarnya yang jauh dari kata sederhana. Di bagian pertengahan novel aku bisa dibilang sudah benar-benar lupa bahwa ini adalah buku kumpulan cerpen.
Sebagai seorang penggemar cerita yang menguras emosi dan berpotensi tidak memiliki ending yang baik, aku awalnya positif bahwa aku akan menyukai buku ini sampai akhir. Berbeda dari buku pertama Leila S. Chudori yang pernah aku baca, Malam Terakhir, gaya penulisan Beliau dalam buku ini tidak terlalu puitis. Aku juga tidak kesulitan memahami kalimat-kalimatnya. Tidak ada metafora yang sulit untuk aku tafsirkan. Aku pikir Jennifer Lindsay menerjemahkan buku ini dengan luar biasa baik. Akan tetapi, semakin menuju ke akhir cerita aku semakin kehilangan simpati pada tokoh Nadira. Aku pada akhirnya malah merasa frustasi dengan cerita dalam buku ini. Aku merasa seperti ada bagian yang hilang atau tidak selesai.
Aku sempat bersemangat karena sisi psikologis para tokoh sempat (sedikit banyaknnya) disinggung dalam cerita. Namun, bagian ini tidak terlalu dikembangkan lagi dan cerita pun terlanjur berakhir. Eksekusi cerita yang aku rasa kurang greget (that ending) dan hilangnya simpatiku pada heroine dari For Nadira membuatku memutuskan bahwa buku ini bukanlah karya Leila S. Chudori favoritku.
Rating
2/5