Tentang Petang Panjang di Central Park Karya Bondan Winarno

 
Deritanya tunai sudah.

Informasi Buku 
Judul: Petang Panjang di Central Park
Penulis: Bondan Winarno
Penerbit: Noura
ISBN:9786023851874
Cetakan: Pertama (Desember 2016)
Tahun publikasi: 2016
Jumlah halaman: 360 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan buku ini di Goodreads


Blurb

“Alangkah berbahayanya
musim semi. Ketika bunga-bunga bermekaran, hati manusia pun menjadi
bungah, menjadi lahan subur untuk menumbuhkan cinta.”


Buku ini
merupakan manuskrip lengkap kiprah Bondan Winarno sebagai penulis
cerpen. Terhimpun di dalamnya dua puluh lima cerpen yang ditulis
sepanjang masa 1980 hingga 2004. Kesemuanya telah terbit di berbagai
media massa dan sebagian besar memenangi sayembara kepenulisan.


Cinta,
pilu, luka, dan kesepian disajikan dalam cerita-cerita kompak dengan
bahasa sederhana. Semua merupakan potret romansa hidup manusia dari
berbagai belahan dunia dengan banyak latar peristiwa. Sejarah boleh
berganti, tetapi percik-percik keindahan akan abadi melintasi generasi.
Cerpen-cerpen ini merupakan jeda permenungan, agar sejenak lepas dari
pikuk duniawi, sekaligus juga bacaan pengasah hati.


Membaca buku
ini serupa menyusuri jejak-jejak Bondan Winarno dalam sastra Indonesia,
sekaligus menegaskan kembali posisinya sebagai pencerita ulung.



Menurut Farah Tentang Buku Ini

Aku pikir aku bukanlah satu-satunya orang yang tidak terlalu mengetahui sepak-terjang mendiang Pak Bondan Winarno di dunia tulis-menulis cerpen. Aku memang lebih sering menghubungkan nama Bondan Winarno dengan dunia cicip-menyicip makanan dan kuliner. Ketika pada suatu waktu berkesempatan membaca Buku Kumcer Kompas 1993: Pelajaran Mengarang, untuk pertama kalinya aku pun membaca cerita pendek karya Beliau. Cerita pendek itu bertajuk “Santa” dan mengangkat tema tentang perjuangan seseorang dalam melanjutkan hidup dan bekerja. Salah satu ciri khas dari cerpen Beliau selain bahasa penulisan cerpen yang sederhana adalah latar cerita/setting cerita yang berskala internasional. Dalam cerpen “Santa” sendiri, Pak Bondan mengambil setting cerita di sebuah pertokoan besar daerah Seattle, Amerika Serikat. Kamu juga dapat menemukan cerpen “Santa” dalam buku kumcer Petang Panjang di Central Park ini.

Buku 260 halaman ini terdiri dari 25 cerpen Pak Bondan yang sudah pernah diterbitkan di berbagai media dan ditulis dalam rentang waktu tahun 1980 -2004. Dengan latar cerita bervariasi dari Italia sampai New York, pembaca akan dibawa berpetualang dalam kisah yang sebagian besar mengangkat tema tentang kompleksnya hubungan
antar manusia, terutama hubungan asmara. Aku sangat menyukai cara
penulisan Pak Bondan yang straightforward, sederhana, dan tidak
bertele-tele. Meskipun membaca kisah romansa, kita tidak akan menemukan
bahasa puitis berlebihan dalam cerpen Beliau. Mengagumkan saja ketika
kata-kata tajam dan terus terang Beliau mampu menyampaikan feeling cerita dengan sangat jitu.

Sebagian besar cerita dalam Petang Panjang di Central Park berakhir dengan miris atau bittersweet. Cocok sekali untuk pembaca yang mencari cerita keep-it-real dan tidak melulu berakhir bahagia selamanya. Ada kisah tentang kasih tak sampai yang dapat kita temukan dalam cerpen Bologna-Milano”, “Rumput”, “Cafe Opera“, “Petasandan “Petang Panjang di Central Park”. Ada kisah tentang seseorang yang (literally) kehilangan jati diri dalam “John Charles Showerd”. Di tengah berbagai kisah sedih yang ada, kita juga bisa menemukan cerita penuh harapan dalam cerpen “Rudi dan Kami”. Ada kisah tentang bagaimana kesalahpahaman kerap sekali terjadi dan terkadang tidak berbuah baik dalam “Telepon” dan “Nikodemus”. Juga ada kisah tentang awal sebuah hubungan baru dalam Gazelle”. Selain cerpen “Santa“, “Mantel Bulu” dan “Amnesti” juga mengangkat tema tentang pahitnya perjuangan seseorang dalam melanjutkan hidup. Pembaca juga bisa menemukan cerpen seperti film noir dengan segala intrik mafia/mobster-nya dalam “Konspirasi”.

Cerpen “Istri si Fouad” adalah campuran kisah miris dan lucu sebenarnya. Narator dalam cerpen yang satu ini sangat polos dan naif. Kisah pilu tentang berpindah ke lain hati untuk menemukan kebahagiaan seutuhnya ada dalam cerpen “Pada Sebuah Beranda”. Kita juga dapat menemukan cerita tentang penyesalan dalam “Abus”. Cerpen “Pada Ulang Tahun Nyonya Besar” sendiri menuturkan kisah tentang cinta yang telah pergi. Ada kisah tentang empati dalam cerpen “Kim”. Cerpen “Sebuah Bangku Pada Sebuah Taman di Pinggir Kali” menceritakan tentang kegalauan dalam mencari pasangan hidup dengan setting di tepi Sungai Seine. Cerita sedih tentang kehilangan orang yang kita kasihi dapat ditemukan dalam “Paris, 29 April”. Sedang dalam mood untuk membaca kisah f*ck-up-romance? Ada cerpen “Hari Penentuan di San Pascual”. Cerpen “Doa Seorang Perawan” sendiri menuturkan kisah miris tentang seorang gadis yang tinggal di tengah medan perang. Kisah mengharukan tentang persatuan dan kesatuan dapat ditemukan dalam cerpen “Lengso Mera deng Lengso Puti”. Terakhir, cerpen “Sebuah Rumah Berdinding Batu di Kali Pasir” menuturkan kisah miris tentang sepasang ayah dan anak yang ditimpa ketidakadilan. Dari ke-25 cerpen ini, berikut adalah 5 cerpen favoritku:
  • “Rudi dan Kami” (This story is so hopeful. Love it.)
  • “Pada Sebuah Beranda” (Analogi beranda untuk melambangkan hati dan rasa sayang dalam cerpen ini benar-benar juara!)
  • “Pada Ulang Tahun Nyonya Besar” (Cerpen yang satu ini mirisnya tidak habis-habis. Bahkan sampai ke penutup ceritanya)
  • “Paris, 29 April” (a.k.a. Sad romance at its finest)
  • “Lengso Mera deng Lengso Puti” (Terkadang memang ada harga mahal yang harus dibayar untuk menyadarkan orang-orang akan betapa berharganya perdamaian)
Aku merekomendasikan buku kumcer ini untuk penggemar cerpen di luar
sana. Kalau kau merupakan penggemar kisah dengan ending cerita yang keep-it-real,
buku ini juga bisa ditambahkan ke dalam daftar bacaanmu. Khalayak yang
ingin lebih mengenal Pak Bondan sebagai seorang penulis cerpen juga
dapat memilih Petang Panjang di Central Park sebagai bahan bacaannya.

Rating
3,7/5

Terhibur/terbantu dengan tulisan ini? Dukung Farah melalui Karyakarsa

Farah melacak bacaannya di situs buku alternatif  The Storygraph | farbooksventure di The StoryGraph

Ingin tanya-tanya & tetap anonim? Kirim saja pertanyaanmu lewat Curious Cat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *