[30/09/18] Tentang Aruna & Lidahnya Karya Laksmi Pamuntjak

https://www.instagram.com/p/BoV3C7JHEBv/?taken-by=farbooksventure
Nadezdha
Azhari dan aku adalah sampanye dan popcorn. Masing-masing tangguh berdiri
sendiri, dahsyat bila berdampingan, tapi fakta metafisiknya ya itu tadi: dia
sampanye, dan aku popcorn.

Informasi Buku
Judul: Aruna & Lidahnya 
Penulis: Laksmi Pamuntjak 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama  
Bahasa: Indonesia 
ISBN: 9786020308524 
Tahun publikasi: 2014 
Jumlah halaman: 432 halaman 
Buku: E-Book (dibaca via Ijakarta
karena penasaran ingin membaca novel sebelum menonton film adaptasinya) 
Kategori Usia: Dewasa (Topik tentang
seksualitas dibahas terang-terangan, ada bagian ketika beberapa karakter berhubungan seks dan
dideskripsikan gamblang dalam bahasa puitis) 
Temukan buku ini di Goodreads
Blurb
Aruna
Rai, 35 tahun, belum menikah. Pekerjaan: Epidemiologist (Ahli Wabah), Spesialisasi:
Flu Unggas. Obsesi:Makanan.

Bono,
30 tahun, terlalu sibuk untuk menikah. Pekerjaan: Chef. Spesialisasi: Nouvelle
Cuisine. Obsesi: Makanan.

Nadezhda Azhari: 33 tahun, emoh menikah. Pekerjaan: Penulis. Spesialisasi:
Perjalanan dan Makanan. Obsesi: Makanan.

Ketika Aruna ditugasi menyelidiki kasus flu unggas yang terjadi secara serentak
di delapan kota seputar Indonesia, ia memakai kesempatan itu untuk mencicipi
kekayaan kuliner lokal bersama kedua karibnya. Dalam perjalanan mereka,
makanan, politik, agama, sejarah lokal, dan realita sosial tak hanya bertautan
dengan korupsi, kolusi, konspirasi, dan misinformasi seputar politik kesehatan
masyarakat, namun juga dengan cinta, pertemanan, dan kisah-kisah mengharukan
yang mempersatukan sekaligus merayakan perbedaan antarmanusia.



Menurut Farah Tentang Buku Ini
Tidak jauh-jauh dari judul novelnya,
kisah dalam Aruna & Lidahnya memang berkutat pada topik seputar
dunia kuliner. Buku 402 halaman ini dipenuhi oleh uraian tentang beragam
makanan dari yang memang sudah ternama dan melegenda sampai makanan yang
aneh-aneh dan untuk orang awam jarang didengar. Protagonis utama kita adalah
Aruna. Seorang perempuan 35 tahun yang berprofesi sebagai konsultan
epidemiologis (ahli wabah). Pekerjaan tidak pernah mengurangi kecintaan Aruna
pada makanan tentu saja. Bersama dengan 2 teman dekatnya Bono (seorang chef
muda terkenal) dan Nadezdha (travel/food writer), Aruna sudah
menjelajahi berbagai tempat untuk memuaskan obsesinya pada makanan. Ketiga
orang yang begitu berbeda kepribadiannya ini seolah disatukan oleh obsesi
mereka terhadap makanan.
Hal unik tentang novel Aruna dan
Lidahnya
adalah bagaimana ceritanya yang didominasi topik kuliner juga bisa
didampingi oleh topik yang lebih serius seperti kolusi, politik kantor, persahabatan,
dan bahkan cinta. Buku ini memang terasa gado-gado sekali. Ketika iseng melihat
komentar para pembaca buku ini di Goodreads, sebagian besar orang memang
menyematkan bintang 3 pada novel ini karena terlepas dari ketebalan halamannya,
memang tidak ada hal super dramatis yang terjadi.
Makanan begitu mendominasi setiap
lembaran novel. Semakin ke akhir novel, aku memang merasa bahwa uraian tentang
makanan menjadi lumayan repetitif dan akhirnya malah melewat beberapa bagian
yang tidak terlalu menarik untukku. Aku memang memahami alasan atau kekurangan
yang dikemukakan para pembaca novel ini. Akan tetapi, terlepas dari itu aku
tetap menyukai novel ini bagaimanapun juga.
Hal yang benar-benar aku sukai dari Aruna
dan Lidahnya
adalah karakterisasi para tokoh utamanya. Sesungguhnya bintang
4 yang aku sematkan pada novel ini adalah berkat para tokoh cerita yang unik
dan asyik. Dinamika hubungan mereka berempat itu menggemaskan menurutku.
Dalam Aruna dan Lidahnya, pembaca
akan mengikuti perjalanan Aruna dan Farish, rekan kerjanya, ke beberapa kota di
Indonesia untuk menyelidiki wabah flu unggas yang terjadi. Perjalanan ini
(tentu saja) juga dibarengi dengan petualangan kuliner Aruna (dan Farish)
bersama Bono dan Nadezdha. Work hard, play harder they say. Siapa sangka
ternyata lewat perjalanan ini akan ada beberapa kebenaran yang terungkap dan
akan ada beberapa hal yang berubah menjadi lebih baik (juga ada beberapa hal
berubah menjadi lebih buruk)
. Tidak bisa kita pungkuri, makanan memang bisa
menjadi sebuah pemersatu universal bagi setiap orang dengan berjuta perbedaan.
Aku merekomendasikan buku ini untuk
pembaca yang menyukai topik kuliner dan tertarik dengan tokoh yang memiliki
karakter menarik.
Sudah menyaksikan film yang diadaptasi
dari novel ini? Kalau belum, ayo saksikan sekarang! Aku juga mengulas tentang film
adaptasi Aruna dan Lidahnya di sini



Rating 
4/5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *