[19/01/17] Tentang The Geography of Bliss Karya Eric Weiner

Menghibur dan “mendidik” secara bersamaan. The Geography of Bliss membawa kita berkelana dalam perjalanan menemukan kebahagiaan yang tidak ada habisnya. Karena pada akhirnya kebahagiaan merupakan pilihan yang harus kita putuskan sendiri.

Informasi Buku

Judul: The Geography of Bliss
Penulis: Eric Weiner
Penerjemah: M. Rudi Atmoko
Penerbit: Qanita
ISBN: 978601637951
Cetakan: ketiga
Tahun publikasi: 2016 (pertama kali dipublikasikan pada tahun 2008)
Jumlah halaman: 569 halaman
Buku: milik pribadi
Temukan juga buku ini di Goodreads



Blurb

The Geography of Bliss membawa pembaca melanglangbuana ke berbagai
negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika
… untuk mencari kebahagiaan. Buku ini adalah campuran aneh tulisan
perjalanan, psikologi, sains, dan humor. Ditulis tidak untuk mencari makna
kebahagiaan, tapi di mana.
Apakah orang-orang di Swiss lebih bahagia karena negara mereka paling
demokratis di dunia? Apakah penduduk Qatar, yang bergelimang dolar dari minyak
mereka, menemukan kebahagiaan di tengah kekayaan itu? Apakah Raja Bhutan
seorang pengkhayal karena berinisiatif memakai indikator kebahagiaan rakyat
yang disebut Gross National Happiness sebagai prioritas nasional? Kenapa
penduduk Ashville, Carolina Utara, sangat bahagia? Kenapa penduduk di Islandia,
yang suhunya sangat dingin dan jauh dari mana-mana, termasuk negara yang
warganya paling bahagia di dunia? Kenapa di India kebahagiaan dan kesengsaraan
bisa hidup berdampingan?
Dengan wawasan yang dalam dan ditulis dengan kocak, Eric Wiener membawa pembaca
ke tempat-tempat yang aneh dan bertemu dengan orang-orang yang, anehnya, tampak
akrab. Sebuah bacaan ringan yang sekaligus memancing pemikiran pembaca (Goodreads).


Menurut Farah Tentang Buku Ini
Menyenangkan rasanya dapat membaca buku seperti ini setelah sebelumnya membaca-baca buku-buku sastra yang bertema agak “berat”. Dalam kunjungan perdanaku ke toko buku tahun ini, The Geography of Bliss menjadi  salah satu buku yang aku pilih untuk mengawali tahun baru. Aku mengawali tahun ini dengan lebih kurang 500 halaman tentang pencarian tempat-tempat yang paling membahagiakan di dunia.


Pada satu waktu dalam hidup, akan ada momen ketika kita tanpa sadar memikirkan tentang kebahagiaan. Baik hanya dalam bentuk pemikiran ringan sepintas lalu atau bahkan malah muncul dalam bentuk pemikiran yang mendalam. Meskipun secara pribadi aku tidak (belum) memikirkan tentang kebahagiaan “sedalam” itu, sedikit banyaknya tema buku ini memang menggelitikku dan membuatku penasaran. Bukankah kebahagiaan adalah sebuah hal yang kita (masing-masing) rasakan? Sudah barang tentu nantinya definisi kebahagiaan bagi setiap orang akan berbeda-beda pula. Aku sendiri akan bingung ketika diminta untuk mengartikan kebahagiaan itu sebenarnya apa. Akan tetapi, aku setuju dengan salah satu “definisi” kebahagiaan yang dikemukakan di buku ini:


Mungkin kebahagiaan adalah ini: tidak merasa Anda harus berada di suatu tempat lain, melakukan sesuatu yang lain, menjadi orang lain (komentar seorang penduduk Swiss tentang kebahagiaan dalam Weiner, 2016: 83). 

Perbincangan tentang kebahagiaan ini memang tidak akan ada titik akhirnya. Akan selalu ada tanya akan tetapi tidak akan selalu ada jawaban yang memuaskan kita. Mungkin saja pendapat itu benar, mungkin saja, sebenarnya kita sudah tidak bahagia lagi ketika kita mulai mempertanyakan tentang makna kebahagiaan itu sendiri.


Alih-alih hanya sekedar mencari “makna” dari kebahagiaan, Eric Weiner langsung bergerak dan mencari tempat di mana kebahagiaan itu ada sebenarnya. Dari 10 tempat yang dibahas dalam buku ini, kisah pencarian kebahagiaan Eric ke Qatar dan India-lah yang menjadi bagian favoritku. Ada sebuah paragraf di halaman 179 yang secara otomatis memancing tawa lepasku. Paragraf yang aku bicarakan adalah ini:
Aku benar-benar menyukai gaya penulisan seperti ini

Terlepas dari topik yang terkesan “dalam” dan berat yaitu tentang menemukan di mana sebenarnya tempat yang membahagiakan itu, gaya penulisan Eric yang kocak, santai dan terkadang terkesan main-main membuatku dapat menikmati buku ini sepenuhnya. The Geography of Bliss memang merupakan sebuah bacaan ringan yang sekaligus dapat memancing pemikiran pembacanya tentang kebahagiaan. Pembaca juga dapat menambah wawasannya lewat fakta-fakta yang Eric sajikan dalam buku ini (pernah dengar tentang Gross National Happiness? Aku benar-benar baru mendengar istilah ini pertama kali lewat buku ini hahaha, ternyata hal seperti ini benar-benar ada).

Aku pikir buku ini akan sangat dinikmati oleh para pembaca yang menyukai tulisan travelogue



Rating

4,5/5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *