[25/07/18] Tentang Boy Erased Karya Garrard Conley

“I just want you to be happy,” my father will say, his voice tight with everything he refuses, “I really do.” And I will believe him.

Informasi Buku 
Judul: Boy Erased 
Penulis: Garrard Conley 
Penerbit: William Collins 
ISBN: 9780008276997
Bahasa: Inggris
Tahun publikasi: 2018 (Maret 2018) 
Jumlah halaman: 267 halaman 
Buku: milik pribadi (E-Book)
Temukan buku ini di Goodreads 


Blurb


‘A necessary, beautiful book’ Garth Greenwell, author of What Belongs to You

The son of a Baptist pastor and deeply embedded in church life in
small town Arkansas, as a young man Garrard Conley was terrified and
conflicted about his sexuality.
When Garrard was a
nineteen-year-old college student, he was outed to his parents, and was
forced to make a life-changing decision: either agree to attend a
church-supported conversion therapy program that promised to “cure” him
of homosexuality; or risk losing family, friends, and the God he had
prayed to every day of his life. Through an institutionalised
Twelve-Step Program heavy on Bible study, he was supposed to emerge
heterosexual, ex-gay, cleansed of impure urges and stronger in his faith
in God for his brush with sin. Instead, even when faced with a
harrowing and brutal journey, Garrard found the strength and
understanding to break out in search of his true self and forgiveness.
By
confronting his buried past and the burden of a life lived in shadow,
Garrard traces the complex relationships among family, faith, and
community. At times heartbreaking, at times triumphant, this memoir is a
testament to love that survives despite all odds.





Menurut Farah Tentang Buku Ini 


Boy Erased merupakan sebuah
memoar karya Garrard Conley yang mengisahkan tentang pengalaman sang penulis
dalam mengikuti terapi Love in Action (LIA) untuk
“menyembuhkan” kecenderungan homoseksualitasnya. Setelah outed
secara mendadak kepada orang tuanya yang begitu religius pada usia 19 tahun
dengan cara yang sangat kejam, Conley terpaksa harus mengikuti terapi di LIA
untuk menata hidupnya yang sudah terlanjur berantakan. Dituturkan dari sudut
pandang orang pertama dengan alur tidak kronologis, aku benar-benar tidak bisa
berhenti membaca 100 halaman awal buku ini. Semakin menuju ke akhir buku,
beberapa hal sayangnya terasa repetitif dan tidak semenarik paruh awal bukunya.


Buku ini sangat jujur dan raw menurutku. Seperti yang uraikan Conley dalam wawancaranya dengan Electric Lit, buku ini sama sekali tidak bertujuan untuk menginspirasi. Masa singkat namun benar-benar dekstruktif yang dialami Conley di bawah naungan LIA dijelaskan dengan gamblang meskipun tidak dengan detail mendalam. Seperti judul bukunya, Boy Erased, Conley menjelaskan bagaimana terapi LIA “menghapus” diri dan pribadi pasiennya. Pada akhirnya terapi hanya menyisakan diri  pasien sebagai cangkang kosong yang dianggap sudah “sembuh”.

Terlepas dari kenyataan bahwa orang tuanya ikut campur tangan dalam penderitaan yang dia alami di LIA, Conley tidak berusaha untuk mengkambing hitamkan siapa pun. Tidak ada yang benar-benar villain dalam kisahnya. Conley bahkan mempersembahkan buku ini untuk orang tuanya. Fakta bahwa penulis memoar ini berusaha untuk menulis setiap karakter dengan se-manusiawi mungkin merupakan nilai tambah untuk memoar Boy Erased ini. Conley benar-benar menitik-beratkan bagaimana kasih sayang (compassion) menolongnya untuk menghadapi hari-hari pasca mimpi buruk di bawah naungan LIA.

Pada mulanya, aku tertarik untuk membaca Boy Erased setelah melihat trailer dari film adaptasi memoar ini. Dibintangi oleh Lucas Hedges, Nicole Kidman, Russel Crowe, dan direncanakan rilis pada bulan November 2018, film adaptasi ini terlihat menjanjikan.



 
 


Setelah selesai membaca buku ini aku semakin penasaran dengan filmnya. Sepertinya akan ada beberapa perubahan besar yang terjadi. Semoga perubahan ini tidak merusak feel keseluruhan dari memoar ini.

Kalau kau merupakan penggemar memoar menarik dan ingin membaca tulisan personal seorang penulis LGBT, buku ini dapat menjadi pilihan bacaanmu.

Further reading 
Untuk lebih memahami memoar ini, kalian juga bisa membaca wawancara menarik antara Garrard Conley dengan Electric Lit dan arktimes.

Rating
4/5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *