Tentang The Hate U Give Karya Angie Thomas

Sometimes you can do everything right
and things will still go wrong. The key is to never stop doing right.

Informasi Buku
Judul: The Hate U Give
Penulis: Angie Thomas
Penerbit: Walker Books
Bahasa: Inggris
ISBN: 9781406372151
Tahun publikasi: 2017
Cetakan: Pertama
Jumlah halaman: 438 halaman
Kategori umur: young adult
Buku: milik pribadi

Temukan buku ini di Goodreads



Blurb

“What’s the point of having a voice if you’re
gonna be silent in those moments you shouldn’t be?”

Sixteen-year-old Starr lives in two worlds: the poor neighbourhood where she
was born and raised and her posh high school in the suburbs. The uneasy balance
between them is shattered when Starr is the only witness to the fatal shooting
of her unarmed best friend, Khalil, by a police officer. Now what Starr says
could destroy her community. It could also get her killed.



Menurut Farah Tentang Buku Ini

Berawal dari pengalaman pribadi
sebagai minoritas yang dikelilingi oleh teman-teman berkulit putih, Angie
Thomas menjadikan ini sebagai basis untuk kisah Starr dalam The Hate U Give.
Protagonis cerita dan sang penulis memang memiliki beberapa kesamaan. Keduanya
sama-sama merupakan perempuan keturunan Afrika Amerika yang tinggal di daerah
yang sering kali dicap “kurang aman” oleh orang luar. Kedua perempuan
ini juga  memiliki “kepribadian kedua” untuk kehidupan di luar
tempat tinggal mereka. Fakta bahwa kisah ini memiliki nilai personal yang
sangat dekat dengan penulis aku rasa membuat kisah dalam The Hate U Give menjadi
begitu mengena ketika dibaca. This book is causing hype for a reason. Great
reason at that
.


Sebagai seorang gadis 16 tahun
yang hidup di era yang lumayan “progresif” dalam hal kesadaran akan
kesetaraan hak bagi semua orang, Starr belum terlalu merasakan ketidakadilan
yang berpeluang muncul pada kaum minoritas. Kesadaran ini baru mampir
menghantam ketika sahabat Starr, Khalil, ditembak mati di depan mata kepalanya
sendiri. Terguncang dan kacau, di titik inilah Starr mulai menyadari bagaimana
tidak berdaya dirinya akan ketidakadilan yang menyelubungi kasus penembakan
Khalil. Berkat kasus ini juga dua dunia yang berusaha Starr pisahkan
sehari-hari, dunia tempat dia tinggal dan dunia luar tempat dia bersekolah
akhirnya bersinggungan juga. 

The Hate U Give memang
mengisahkan tentang Starr yang memperjuang keadilan untuk Khalil yang ditembak
tanpa alasan. Akan tetapi, lebih daripada itu novel ini juga mengisahkan
tentang penerimaan Starr terhadap identitas dirinya sendiri. Dalam 438 halaman
novel ini kita akan melihat bagaimana Starr tumbuh dari seorang gadis yang
berusaha menutupi “jati diri”-nya menjadi seorang gadis yang tidak
malu untuk mengakui identitas dan asalnya. Starr secara eksplisit memang tidak
pernah malu dengan dirinya sendiri. Akan tetapi, fakta bahwa dia merasa perlu
untuk membuat “kepribadian kedua” di luar tempat tinggalnya agar
dapat diterima, agaknya tidak menunjukkan penerimaan diri sepenuhnya juga. Bersamaan
dengan perjuangannya untuk Khalil, Starr juga menumbuhkan rasa nyaman dan
percaya diri akan “kulit”nya sendiri. Alih-alih berusaha menerima
(dan merasionalisasikan tindakan) oknum yang tidak menghormatinya, Starr lebih
memilih untuk “melepaskan” oknum yang tidak menghargai diri dan
pendapatnya ini. Aku sangat menyukai perkembangan Starr sebagai karakter dalam The
Hate U Give.

Dari segi penulisan, buku ini
tulisannya mengalir sekali. Cocok untuk dijadikan bacaan sekali duduk. Meskipun
hampir 500 halaman, aku secara ajaib mampu menyelesaikan novel ini hanya dalam
kurun waktu dua hari. Padahal biasanya buku 300 halaman saja bisa aku
selesaikan sampai satu minggu. This book is important, bold, funny, and
heartwarming at the same time.
Atmosfer kebersamaan dan kekeluarga begitu
terasa dalam cerita Starr ini. Terlepas dari pesan serius yang berusaha The
Hate U Give
sampaikan, ada banyak bagian yang lucu dan membuat kita
tersenyum di sepanjang novel. Novel ini adalah bacaan yang menghangatkan.


Kalau diminta untuk mencari
kutipan yang cocok dalam menggambarkan kisah The Hate U Give, aku akan
menyodorkan kutipan ini; 

“What’s the point of
having a voice if you’re gonna be silent in those moments you shouldn’t
be?” 

Kutipan di atas mewakili
pergulatan batin yang Starr lalui sebelum akhirnya memutuskan untuk berani dan
memperjuangkan keadilan untuk Khalil dengan suara yang dia punya. You really
should read this book like right now
.

The Hate U Give sendiri
juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk film. Sampai tulisan ini ditulis, film The
Hate U Give
sudah ditayangkan di Toronto International Film Festival
(TIFF). Amandla Stenberg akan memerankan protagonis utama dalam cerita ini,
Starr. The Hate U Give akan dirilis secara luas di bioskop pada tanggal
19 Oktober 2018. Tahun ini, Amandla juga sudah memerankan tokoh Ruby dalam film
adaptasi dari seri novel YA The Darkest Mind (jadi penasaran ingin membaca novel ini juga!). Amandla
juga pernah terlibat dalam produksi film The Hunger Games (In
case you miss it,
dalam The Hunger
Games
Amandla memerankan karakter Rue). Untuk teman-teman pembaca
yang penasaran, berikut adalah trailer dari film The Hate U Give;




 


Oke, ada
beberapa perubahan yang terjadi dalam film (tentu saja Farah!). I love
Amandla and basically half of the cast for this film but
, aku
sejujurnya skeptis setelah melihat trailer ini.
Terlepas dari semua
perubahan yang ada, aku harap film ini tidak mengingkari kisah dalam buku.
Sayang sekali kalau film dari buku sebagus ini tidak memenuhi ekspektasi (atau
setidaknya memuaskan)
orang-orang yang pernah membaca novelnya. Dari ulasan
yang dirilis oleh Vox
, sepertinya versi film The Hate U Give
tidak akan mengecewakan. Kita hanya bisa menunggu dan berharap.
Jadi, tunggu apa
lagi? Kalau sudah memiliki novel The Hate U Give ditumpukan buku to-be-read,
ayo baca novel ini sekarang juga! Saat ini adalah waktu paling yang
tepat untuk membaca novelnya. The Hate U Give mampu menyampaikan pesan
penting lewat rangkaian cerita menghangatkan hati tanpa terkesan menggurui. Aku
benar-benar merekomendasikan buku ini untuk semua orang.
Rating
5/5 

Terhibur/terbantu dengan tulisan ini? Dukung Farah melalui Karyakarsa

Farah melacak bacaannya di situs buku alternatif  The Storygraph | @farbooksventure

Ingin tanya-tanya & tetap anonim? Kirim saja pertanyaanmu lewat Curious Cat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *